daftar ulama nu garis lurus

Fenomenasoal ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) Untuk menggambarkan fenomena "NU Garis Lurus" saja, tampak sekali kelompok ini merasa harus menjadi pahlawan untuk "meluruskan" NU yang sejauh ini mereka anggap "bengkok". Daftar. Populer Rekomendasi. 1. Kelalaian Kampus Negeri, Mahasiswa Terlambat Lulus dan 'Dipaksa' Membayar. Mahasiswa Beredar narasi yang menyebutkan Nahdlatul Ulama ( NU) telah berganti logo. Logo terbaru NU ditambahkan simbol salib. Narasi tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama Tanue Brewok pada Senin (7/9/2020). Pada bagian bawah logo NU diberi keterangan ' NU Protestan Rahmatan Lil Alamin'. " Alhamdulillah saya masih di NU garis lurus LuthfiBashori, Imam Besar Situs NU Garis Lurus, Bedah 5 Fakta Hubungan Keduanya Hanya di Sini! 23 April 2016 Intisari Redaksi Redaksi Redaksi DatDut.Com - Tokoh ini masih terbilang muda. Umurnya mendekati 50-an tahun. Namun kiprahnya dalam menyebarkan dakwah Islam dengan segala lika-likunya telah banyak menarik perhatian. Lebih Terkiniid, Jakarta - Seorang pendakwah sekaligus ulama NU menyatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan pernyataan Menteri Agama, Yaqut Cholil Coumas, yang dinilai merendahkan suara adzan.. Tidak diinformasikan identitas pendakwah tersebut, namun video itu diunggah oleh channel youtube NU Garis Lurus.. Menurut sang pendakwah, pernyataan Yaqut tidak boleh mengatasnamakan NU, dan harus hati-hati. Untukmenghindari penyimpangan sufisme dari garis lurus yang diletakkan para sufi terdahulu, maka NU meletakkan dasar-dasar tasawuf sesuai dengan khittah ahlissunnah waljamaah. Dalam hal ini, NU membina keselarasan tasawuf Al-Ghazali dengan tauhid Asy'ariyyah dan Maturidiyyah, serta hukum fikih sesuai dengan salah satu dari empat mazhab sunni. mở bài văn nghị luận văn học. Filling the gap in the literature on opposition from within Nahdlatul Ulama NU, this chapter conducts a preliminary analysis of internet use by the proponents of the NU Garis Lurus movement to challenge the ideological dominance of moderate outlook of Islam and current leadership of NU. Drawing on framing theory as a theoretical framework, it describes how the proponents of NU Garis Lurus mobilise their website to construct and promote their ideology of “authentic” NU online in their struggle against the current NU chairman and allies on the NU executive board. This chapter argues that the internet has provided the proponents of NU Garis Lurus with a new, important resource to expose itself to the Indonesian public in its attempt to promote its ideology of the “authentic” NU and challenge the NU ideology of moderate Islam and the current NU leadership. This new media use has implications that should not be ignored in that it enhances the potential threat posed by the NU Garis Lurus to the moderate outlook of NU and Islam Indonesia in general as well as to the leadership of the current NU chairman. Nahdlatul Ulama NU adalah organisasi islam terbesar di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1926. Kontribusi NU untuk Islam dan Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, setiap tokoh yang memimpin organisasi NU dapat dipastikan masuk dalam deretan nama tokoh muslim paling berpengaruh di dunia versi Royal Islamic Strategic Studies Centre RISSC Yordania karena besarnya pengaruh NU untuk peradaban islam. Di antara bidang yang menjadi fokus organisasi NU adalah dalam dunia pendidikan. NU berperan aktif membantu negara mewujudkan masyarakat yang cerdas dan berilmu pengetahuan. Kontribusi nyata NU dalam bidang pendidikan dibuktikan dengan banyaknya pesantren, lembaga sekolah dan perguruan tinggi, baik yang berada dalam naungan organisasi NU secara penuh maupun yang memiliki irisan kedekatan dengan organisasi NU. Di antara perguruan tinggi yang berafiliasi dengan NU sebagiannya adalah berikut ini, daftar perguruan tinggi, universitas, kampus NU Universitas NU GorontaloUniversitas NU Sulawesi TenggaranUniversitas NU Samarinda KaltimUniversitas NU KalselUniversitas NU KalbarUniversitas NU SumutUniversitas NU LampungUniversitas NU SumbarUniversitas NU NTB Universitas NU MalutUniversitas NU JakartaUniversitas NU CirebonUniversitas NU PurwokertoUniversitas NU CilacapUniversitas Maarif NU KebumenUniversitas NU JogjakartaUniversitas NU SurakartaUniversitas NU JeparaUniversitas NU Sunan Giri UNUGIRI BojonegoroUniversitas NU SurabayaUniversitas NU BlitarUniversitas NU SidoarjoUniversitas Islam Nusantara BandungUnira MalangUnisma MalangUIJ JemberUnsuri SurabayaITSNU PasuruanSTAI Salahuddin PasuruanUnwahas SemarangUnsiq WonosoboSTIKES NU TubanAkbid Muslimat KudusSTKIP NU TegalSTKIP NU IndramayuITS NU PekalonganPoliteknik Posmanu PekalonganPoliteknik Maarif BanyumasIAINU KebumenSTAI NU PacitanSTAI NU PurworejoSTAI NU PurwakartaSTAI NU MalangIAI Maarif NU Metro LampungSTISNU AcehSTIESNU BengkuluSTAINU MadiunUmaha SidoarjoSTAI Almuhammad CepuSTAINU BloraUniversitas Islam Makassar STAINU TasikmalayaUNUSIA JakartaUNISDA LamonganSTAINU Al-AzharUiversitas Islam Nahdlatul Ulama UNISNU JeparaUniversitas Islam Kadiri UNISKA UNU Sumatera UtaraIAINU KebumenIAI An-Nawawi PurworejoUNUGHA CilacapSTAIQOD JemberUNHASY Tebuireng JombangSTIKAP PekalonganUNIB Situbondo STAI Darul Falah Bandung BaratUNDARIS UngaranIAI Tribakti KediriUniversitas Yudharta PasuruanSTID Sirnarasa PanjaluUNISLA LamonganSTAI Salahudin Al-AyyubiUNIPDU JombangUNWAHA JombangUNDAR JombangUniversitas Islam Madura PamekasanINAIFAS JemberUIJ JemberIAIDA BanyuwangiSTIT Sunan Giri TrenggalekSTAI Miftahul Ula Nglawak Kertosono NganjukSTAI Badrus Sholeh Purwoasri KediriSTIADA Krempyang NganjukIAI P Diponegoro NganjukSTAI NU TemanggungUnsuri PonorogoSTAI Hasanuddin PareSTAIFA Sumbersari PareInstitut Pesantren KH Abdul Chalim IKHACSTAI Hasan Jufri BaweanSTIT NU Al Hikmah MojokertoSTIS Miftahul Ulum LumajangSTIT Daru Ulum KotabaruSTIDKI NU IndramayuSTKIP Padhaku IndramayuSTAIS Dharma IndramayuSTIT Al-Amin IndramayuSTKIP Al-Amin Indramayu KAMPUS TERBAIK PASURUANKAMPUS FAVORIT PASURUANKAMPUS UNGGUL PASURUANKAMPUS TERKEREN PASURUAN Post navigation Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Warga Nahdliyyin bersuka cita memiliki teladan yang beragam, keragaman yang sekaligus rahmatan lil alamin, dan karena itulah, menjadi warga Nahdliyyin harus menyiapkan hati dan pikiran seluas cakrawala. Seandainya di atas cakrawala masih ada cakrawala, warga Nahdliyyin harus jadi semesta yang menampung segala. Salah satu sosok berkepribadian semacam itu adalah KH. Imam Jazuli, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia benar Kiai Imam Jazuli dalam memahami substansi dan esensi Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang tidak ecek-ecek. Makna NU bagi beliau merepresentasi nama dan orang-orangnya, mulai dari jamaahnya hingga pengurusnya; baik yang duduk di jabatan struktural hingga yang secara kultural saja. Dari segi nama, NU berarti kebangkitan kaum intelektual atau "intellectuals enlightenment". Penulis mengamini ketika Kiai Imam Jazuli berkomentar bahwa menjadi warga NU itu berat sekali, karena harus memiliki hati dan pikiran seluas inilah yang tidak dipelajari dengan serius oleh komunitas NU Garis Lurus. Ustad Luthfi Bashori, Ustad Yahya al-Bahjah, dan Ustad Muhammad Idrus Ramli tidak mengajari santri-santri fanatiknya tentang makna kebangkitan kaum cendekiawan, sehingga rombongan mereka jatuh ke jurang fanatisme sempit yang begitu dalam dan gelap gulita. Karenanya, Kiai Imam Jazuli tidak salah ketika menempatkan NU Garis Lurus sebagai gerakan Neo-Khawarij. Salah satu bukti paling nyata adalah ketidakmampuan komunitas NU Garis Lurus melihat hikmah yang begitu halus pertentangan KHR. As'ad Syamsul Arifin dan KH. Abdurrahman Wahid Mantan Presiden RI ke-4. Mufaraqah Kiai As'ad dari Gus Dur dipahami secara dangkal. Padahal, di kalangan warga Nahdliyyin yang terpelajar, tercerahkan, dan ilmiah, seperti Kiai Imam Jazuli, Mufaraqah dua kubu yang saling berseberangan ini memang harus terjadi. Sesuai konteks politik di jaman itu. Ingat, ini bukan konteks akidah melainkan strategi politik. KHR. As'ad Syamsul Arifin saat itu dekat dengan rezim Orde Baru yang dipimpin tangan besi Presiden Soeharto. Sedangkan dalam program TV Kick Andy, Gus Dur dengan blak-blakan mengatakan dirinya tidak punya musuh di dunia ini kecuali Soeharto. Itu pun dalam konteks politik saja, bukan dalam relasi sosial kemanusiaan. Mufaraqah antara KHR. As'ad dan Gus Dur adalah Mufaraqah politik, karena generasi tua ini khawatir kelak Gus Dur tidak ada yang membela ketika rezim besi Orba merasa ini berdasarkan pernyataan KHR. As'ad Syamsul Arifin sendiri kepada KH. Khotib Umar Didik Suyuthi, "Rahasia di Balik Mufaraqah Kiai As'ad dari Gus Dur," 22/12/2015. Jika NU Garis Lurus menjadikan peristiwa "Mufaraqah" ini sebagai pijakan historis untuk melegitimasi komunitasnya itu maka sah-sah saja. Bahkan, aliran "NU-Kanan" seperti NU Garis Lurus harus ada demi mengimbangi "NU-Kiri" seperti Jaringan Islam Liberal JIL. Tetapi, NU sejati adalah menampung kedua aliran itu, bukan salah satunya saja. Itulah NU Moderat, yang tawasut, tasamuh, tawazun, dan i'tidal. Bukan NU yang kanan atau yang kiri, tetapi NU yang di sinilah makna kebangkitan kaum intelektual, intellectuals enlightenment, atau Nahdlatul Ulama. Jadi, NU itu bukan KHR As'ad Syamsul Arifin saja dan bukan pula KH Abdurrahman Wahid semata. NU itu adalah kedua-duanya, yakni Kiai As'ad maupun Gus Dur. Atau, NU itu bukan Garis Lurus saja, bukan JIL saja, melainkan kedua-duanya adalah NU. Itulah yang dimengerti oleh PBNU. Memang berat bagi NU Garis Lurus menerima JIL, sebagaimana juga berat bagi JIL menerima NU Garis Lurus. Tetapi, bagi PBNU, keduanya adalah anak-anak sendiri, yang walaupun berbeda dalam tingkat kenakalannya tetap harus dirangkul, kedua adalah ketidakmampuan NU Garis Lurus memahami substansi ajaran Hadratus Syeikh Hasyim Asyari. Misalnya saja, mereka mau membaca dan mengkaji Muqoddimah Qanun Asasi saja, satu kitab itu saja, kita akan melihat bagaimana Hadratus Syeikh menyerukan persatuan dan kekompakan. Kiai Imam Jazuli melihat potensi besar NU Garis Lurus sebagai pemecah persatuan dan kerukunan umat. Di dalam Muqoddimah Qanun Asasi, sebagai Garis Perjuangan dan Jati Diri NU disampaikan Rois Akbar Hadratus Syeikh Hasyim Asy'ari dalam pidato sambutan pendirian NU 16 Rajab 1344 H di Surabaya. Teks aslinya dalam bahasa Arab, tapi terjemahannya sudah pernah dilakukan KH. Mustofa Bisri. Dalam Muqoddimah Qanun Asasi, Hadratus Syeikh mengatakan, "Sesungguhnya pertemuan dan saling mengenal persatuan dan kekompakan adalah merupakan hal yang tidak seorang pun tidak mengetahui manfaatnya." Sangat naif bila kemudian hari NU Garis Lurus tidak mengetahui manfaat kekompakan dan persatuan kekompakan ini, kata Kiai Hasyim Asy'ari, jangan dicerai-beraikan oleh perbuatan suka bantah-bantahan. "Kamu sekalian berpegang teguh kepada tali agama Allah seluruhnya dan jangan bercerai-berai; Kamu saling memperbaiki dengan orang yang dijadikan Allah sebagai pemimpin kamu. Dan Allah membenci bagi kamu, saling membantah, banyak tanya dan menyia-nyiakan harta benda."Namun, kekompakan ini gagal total dipahami oleh NU Garis Lurus. Bagaimana mungkin komunitas NU Garis Lurus mampu hidup kompak dan berdampingan dengan seluruh umat manusia di Jagad semesta ini, sedangkan terhadap sesama warga NU saja mereka suka main tuding, main tuduh, mudah menghakimi. Padahal, Hadratus Syeikh Hasyim Asy'ari mengatakan, "suatu umat bagai jasad yang satu. Orang-orangnya ibarat anggota-anggota tubuhnya. Setiap anggota punya tugas dan perannya."NU Garis Lurus tertutup mata hatinya dan tidak merasa bahwa tudingan-tudingannya menyakiti kelompok-kelompok di luar sana. Mungkin saja, komunitas JIL tidak sakit hati, karena masih kader NU yang berprinsip tentang relativisme. JIL akan menilai NU Garis Lurus hanya kelompok kecil, yang tidak ikut perkembangan jaman. Tetapi, siapa yang mampu menjamin bahwa komunitas Syiah dan Ahmadiyah, yang tak luput dari cercaan NU Garis Lurus ini, tidak merasa sakit hati? 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya - Setelah terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, kekinian NU juga telah mengumumkan daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027. Ada kejutan, lantaran untuk pertama kalinya dalam sejarah, NU memiliki pengurus dari tokoh perempuan. Salah satu nama tokoh perempuan yang paling menjadi perhatian dalam daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027 adalah istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid. Tidak hanya itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga masuk dalam pengurus PBNU terbaru ini. Putri Gus Dur, Alissa Qotrunnada Wahid juga masuk menjadi Ketua di Tanfidziyah, sama seperti Khofifah. Untuk lebih lengkapnya, berikut daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027 sebagaimana tertera dalam Keputusan PBNU Nomor 01/ yang ditandatangani oleh Rais Aam KH Miftachul Ahyar; Katib Aam KH Ahmad Said Asrori; Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf; serta Sekjen KH Saifullah Yusuf. Baca Juga Khofifah Jadi Cawapres Perempuan Terdepan Dibanding Calon Lain, Modal Suara Besar di Jatim Susunan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa Khidmat 2022 - 2027 MUSTASYAR KH. A. Mustofa BisriAGH. Dr. Baharuddin HS, MAProf. Dr. KH. Ma'ruf AminKH. Jirjis Ali MaksumKH. Nurul Huda DjazuliKH. Bunyamin MuhammadKH. Anwar Manshur Syaikh H. Hasanoel Basri HGKH. Dimyati Rois KH. As'ad Said AliHabib Luthfi Bin YahyaProf. Dr. KH. Machasin, MATGH. LM. Turmudzi BadaruddinProf. Dr. KH. Artani HasbiProf. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MAAGH. Habib Abdurrahim AssegafNyai Hj. Nafisah Sahal MahfudzKH. Muhammad Nuh Ad-DawamiNyai Hj. Shinta Nuriyah A. WahidKH. Abdullah Ubab MaimoenNyai Hj. Machfudhoh Aly UbaidKH. Zaky MubarokKH. Taufiqurrahman SubkhiKH. Mustafa Bakri NasutionKH. Fuad NurhasanKH. Abdul Kadir MakarimKH. Muhtadi DimyathiDr. Muhammad Hikam, MA, APUKH. Ulin Nuha ArwaniDrs. KH. Ahmad Chozin ChumaidiHabib Zein bin Umar bin SmithKH. Muhammad Hatim Salman, LcKH. Muhammad RomliH. Herman Deru, SH, MMSYURIYAH Rais Aam KH. Miftachul AkhyarWakil Rais Aam KH. Anwar IskandarWakil Rais Aam KH. Afifuddin MuhajirRais KH. Muhammad Mushtofa Aqiel SirojRais KH. Abun Bunyamin RuhiyatRais KH. Ali Akbar MarbunRais Prof. Dr. KH. Zainal AbidinRais KH. Idris HamidRais KH. Adib Rofiuddin IzzaRais KH. Abdullah Kafabihi MahrusRais KH. Ubaidillah FaqihRais KH. Masdar Farid Mas'udiRais KH. Aniq MuhammadunRais KH. Azizi HasbullahRais Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEARais KH. Mudatsir BadruddinRais Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MARais KH. A. Mu'adz ThohirRais Dr. KH. Abdul Ghafur Maimoen, MARais KH. Bahauddin NursalimRais KH. Subhan MakmunRais KH. Hambali IlyasRais KH. Imam Buchori CholilRais Prof. Dr. KH. Abd. A'la BasyirRais KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc, MA, KH. Ahmad Haris ShodaqohRais KH. Moch. Chozien AdenanRais KH. Abdul Wahid ZamasRais KH. Abdul Wahab Abdul Gafur, LcKatib Aam KH. Ahmad Said AsroriKatib KH. Nurul Yaqin IshaqKatib Dr. KH. M. Afifudin Dimyathi, Lc, MAKatib KH. Sholahudin Al-Aiyub, Dr. KH. Hilmy Muhammad, MAKatib KH. Abu Yazid Al-BusthamiKatib KH. Faiz Syukron Makmun, Lc, MAKatib KH. Athoillah Sholahuddin AnwarKatib KH. Muhammad Abdurrahman Al KautsarKatib Dr. KH. Abdul Moqsith Ghazali, MAKatib KH. Reza Ahmad ZahidKatib Habib Luthfi bin Ahmad Al-AttasKatib Dr. KH. Abdul Ghofar RozinKatib KH. Maksum FaqihKatib Dr. KH. Nur Taufik Sanusi, MAKatib KH. M. Syarbani HairaKatib KH. Muhammad Aunullah A'la Habib, LcKatib KH. Ahmad Muzani Al-FadaniKatib KH. Sarmidi HusnaKatib H. Ikhsan Abdullah, SH, MHKatib KH. Muhyidin Thohir, KH. Ahmad Tajul MafakhirKatib Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA A’WAN Habib Syech bin Abdul Qadir AssegafH. Ahmad Sudrajat, Lc. MAHabib Ahmad Al HabsyiKHR. Chaidar MuhaiminDr. KH. Zaidi AbdadKH. Najib HasanDr. H. Endin AJ Soefihara, MMADr. Ali Masykur Musa, H. Imam Anshori Saleh, SH, MADr. H. Anis NakiHj. Nafisah Ali MaksumDr. H. Agus RofiudinHj. Badriyah FayumiKH. Matin SyarqowiHj. Ida Fatimah ZainalH. Hamid Usman, SEHj. Dr. Faizah Ali SibromalisiKH. Muhammad Fadlan AsyariProf. Dr. Muhammad NasirProf. Dr. Asasri WarniDr. H. Mochsen AlydrusDr. H. Muhajirin YanisKH. Masyhuri Malik Masryah AmvaKH. Mahfud AsirunH. Misbahul Ulum, SEKH. Yazid Romli, Lc, MAProf. Dr. Ali NurdinKH. Ahmad Ma'shum Abror, Rahmat HidayatDr. Dany Amrul Ichdan, SE, Chaider S. Banualim, MADr. H. Juri Ardiantoro, Abdul MuhaiminIr. H. Irsan NoorH. Zainal Abidin Amir, MAKH. Taj Yasin Maimun TANFIDZIYAH Baca Juga Besok Laga Timnas Indonesia Lawan Palestina, Gubernur Khofifah Kuatkan Persaudaraan dan Solidaritas Ketua Umum KH. Yahya Cholil StaqufWakil Ketua Umum KH. Zulfa MustofaWakil Ketua Umum KH. Sayyid Muhammad Hilal Al AididWakil Ketua Umum Prot. Dr. H. Nizar Ali, Ketua Umum H. Nusron Wahid, SEKetua Prof. Dr. KH. Moh. Mukri, KH. Hasib Wahab ChasbullahKetua Ny. Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, MAKetua H. Amin Said Husni, MAKetua H. Aizuddin Abdurrahman, SHKetua KH. Abdul Hakim MahfudzKetua H. Umarsyah, H. Ishfah Abidal Aziz, SHI, MHKetua Dr. H. Miftah FaqihKetua Ny. H. Alissa Qotrunnada Wahid, Drs. H. Amiruddin Nahrawi, Drs. H. Ulyas Taha, H. Sarbin Sehe, Prof. Dr. H. Agus Zainal ArifinKetua Drs. H. Abdullah Latopada, MAKetua Dr. KH. Ahmad FahrurroziKetua Drs. H. Muhammad Tambrin Mohamad Syafi AlielhaKetua H. Arif Rahmansyah Marbun, SE, MMKetua Padang Wicaksono, SE, Ir. Fahrizal Yusuf Affandi, H. Nasyirul Falah Amru, SE, MAPKetua H. Choirul Sholeh Rasyid, SEKetua Dr. H. Zainal Abidin Rahawarin, H. Mohammad Jusuf HamkaKetua Dr. H. Eman Suryaman, SE, MMKetua H. Robikin EmhasSekretaris Jenderal Drs. H. Saifullah YusufWakil Sekretaris Jenderal KH. Abdussalam SohibWakil Sekretaris Jenderal Prof. Dr. Ahmad Muzakki, SEAWakil Sekretaris Jenderal H. S. Suleman Tanjung, Sekretaris Jenderal Dr. H. Muhammad Aqil Irham, Sekretaris Jenderal Drs. H. Imron Rosyadi Hamid, SE, Sekretaris Jenderal Faisal Saimima, SEWakil Sekretaris Jenderal Mas'ud SalehWakil Sekretaris Jenderal Ai Rahmayanti, Sekretaris Jenderal Silahuddin, MHWakil Sekretaris Jenderal H. Rahmat Hidayat Pulungan, Sekretaris Jenderal Habib Abdul Qodir Bin Aqil, SH, MA, LLMWakil Sekretaris Jenderal Dr. Najib AzcaWakil Sekretaris Jenderal H. Syarif Munawi, SE, MMWakil Sekretaris Jenderal Isfandiari Mahbub DjunaidiWakil Sekretaris Jenderal H. Taufiq Madjid, Sekretaris Jenderal Dr. H. Muhammad Faesal, MH, Sekretaris Jenderal H. Andi Sahibuddin, Sekretaris Jenderal Drs. Lukman Khakim, Sekretaris Jenderal H. Nur Hidayat, MAWakil Sekretaris Jenderal H. Lukman Umafagur, Umum H. Mardani H. MamingBendahara H. Dipo Nusantara Pua Upa, SH, MH, H. Sumantri Suwarno, SEBendahara H. Gudfan ArifBendahara Nuruzzaman, Hidayat FirmansyahBendahara Nashruddin AliBendahara H. Ahmad NadzirBendahara H. Burhanudin MochsenBendahara Dr. H. Ashari TambunanBendahara Dr. Faisal Ali Hasyim, SE, CA, CSEPBendahara H. Aswandi RahmanBendahara H. Fesal Musaad, sejumlah nama tokoh perempuan dalam kepengurusan PBNU, bagi Alissa Wahid adalah terobosan yang sangat penting. Menurutnya, peran perempuan sejak awal berdirinya NU justru sangat besar. “Selama ini tokoh-tokoh perempuan NU tidak hanya mengurusi kiai tapi juga pondok putri juga pengajian dan kegiatan di ruang publik juga banyak diurusi Bu Nyai,” kata putri Gus Dur, Alissa. Demikian daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027. Apakah salah satu panutan atau idola anda masuk dalam daftar pengurus PBNU terbaru tersebut?

daftar ulama nu garis lurus