dosis pupuk organik cair untuk cabe
A A'YUNI, Annisa Qurota (2021) Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Frekuensi Pemupukan Daun terhadap Kerontokan dan Kualitas Buah Jeruk Chokun. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman. ADNAN, Rivan Taufiq (2021) Pengaruh Abu Sekam Terhadap Pertumbuhan dan Ketahanan Tiga Varietas Padi Gogo Terinfeksi Rhizoctonia solani. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.
mở bài văn nghị luận văn học. Cara membuat pupuk organik padat Pembuatan 16 Macam Pupuk Organik Padat dan Cair POC – Page 3 12. Cara Membuat Pupuk Organik Cair POC Urin Kelinci Bahan dan peralatan ; a. Urine kelinci 10 liter b. EM4 10 ml c. Molases/tetes tebu 100 ml Bisa diganti dengan 1 ons gula merah yang dicairkan d. Terasi 100 gram e. Jerigen ukuran 15 liter Cara membuat pupuk organik padat Cara pembuatan – Masukkan 10 liter urine kedalam jerigen – Masukkan EM4 dan molases/gula merah cair kedalam jerigen – Tumbuk terasi hingga halus, masukkan kedalam jerigen – Setelah semua bahan dimasukkan kedalam jerigen, kemudian diaduk hingga tercampur rata – Tutup rapat jerigen dan disimpan ditempat teduh dan tidak terpapar sinar matahari selama 7-8 hari – Setiap pagi tutup jerigen dibuka sebentar untuk membuang gas didalam jerigen – Fermentasi berhasil jika pada hari ke 7 atau 8 ketika tutup dibuka tidak berbau urin lagi 13. Cara Membuat Pupuk Organik Cair POC Kotoran Ayam dan Bahan Organik Bahan dan peralatan ; a. Kotoran ayam 1 karung, dedak 1/2 karung, bahan organik jerami, batang pisang, daun kacang-kacangan 30 kg b. Gula merah 100 gram, EM4 100 ml, air bersih secukupnya c. Drum, ember, selang kecil, botol plastik cara membuat ; – Larutkan EM4 dan gula menggunakan air secukupnya – Bahan organik dipotong-potong kecil dan dicampur rata dengan kotoran ayam dan masukkan kedalam drum – Masukan air kedalam drum dengan komposisi 2 bagian bahan kompos dan 1 bagian air – Masukkan bioaktivator sambil diaduk, drum ditutup rapat – Pada tutup drup dipasang selang kecil untuk mengeluarkan gas, ujung selang dimasukkan kedalam botol plastik berisi air. Fermentasi berlangsung 7-10 hari – Jika aromanya menyerupai bau tape, maka POC sudah jadi. Saring dan ampasnya digunakan sebagai pupuk padat 14. Cara Membuat Pupuk Organik Cair POC Urin Kelinci dan Susu Basi Bahan dan peralatan a. Urin kelinci b. Susu basi/kadaluarsa c. Air kelapa d. Gula merah e. Jerigen/ember berpenutup Cara membuat – Larutkan gula menggunakan air secukupnya – Masukkan semua bahan kedalam jerigen/ember sambil diaduk rata – Wadah ditutup rapat dan disimpan pada tempat teduh – Fermentasi selama 1 bulan, setiap hari tutup dibuka sebentar supaya tidak meledak – Setelah 1 bulan difermentasi, POC siap untuk digunakan 15. Cara Membuat Pupuk Organik Cair POC Air Leri dan Keong Sawah Bahan dan peralatan a. Air leri/cucian beras pertama 5 liter b. Keong sawah 1/2 kg ditumbuk halus c. Air kelapa 5 liter d. EM4 100 ml e. Ember berpenutup Cara membuat ; – Semua bahan dimasukkan kedalam wadah dan ditutup – Simpan di tempat terlindung selama 14 hari – Saring dan ambil airnya digunakan sebagai POC 16. Cara Membuat Pupuk Organik Cair POC Buah-buahan Bahan dan peralatan ; a. 1 buah pisang, 1/5 buah pepaya, 1/5 buah nanas, 1/2 buah mangga, 1/4 buah semangka, kangkung air 1 ikat, kacang panjang 1 ikat, jagung muda 1 buah. b. Ragi 1 butir, gula kela[a 1/2 kg c. Air kelapa 1 liter, air leri 1 liter d. Usus ikan 30 gram Cara membuat – Bahan a direndam menggunakan air panas 70C, kemudian diblender – Gula kelapa dilarutkan dengan 1/5 liter air – Masukkan semua bahan kecuali usus ikan kedalam wadah berpenutup sambil diaduk rata – Hari kedua masukkan usu ikan dan ditutup kembali – Fermentasi selama 14 hari Petunjuk Cara Menggunakan Pupuk Organik Cair POC dan Pupuk Organik Padat 1. Cara Aplikasi POC Pupuk Organik Cair a. Digunakan sebagai pupuk daun Disemprotkan pada daun dan seluruh bagian tanaman dengan dosis 10 1 10 liter air 1 liter POC. Frekuensi penyemprotan 2 – 3 kali dalam satu minggu. b. Digunakan sebagai pupuk akar Dikocorkan pada tanah/akar tanaman dengan dosis 5 1 5 liter air 1 liter POC. Pertanaman diberikan 250-400 ml dengan frekuensi 2-3 kali seminggu. 2. Cara Aplikasi Pupuk Organik Padat kompos a. Untuk media tanam di pot/polybag Dicampur dengan tanah, perbandingan 3 1 3 bagian tanah 1 bagian kompos b. Untuk pupuk dasar dilahan Ditaburkan merata diatas bedengan kemudian ditutup tanah tipis c. Untuk pupuk susulan Ditaburkan diarea perakaran kemudian diurug tanah Baca selengkapnya << Page 1, Page 2, Page 3 Demikian tentang “Cara Membuat 16 Jenis PUPUK ORGANIK CAIR POC dan Pupuk Organik Padat serta Cara Aplikasinya“. Semoga bermanfaat…. Salam mitalom !!!
JAKARTA, - Membuat tanaman cabai berbuah lebat bisa diperoleh dari proses pemupukan, salah satunya menggunakan pupuk organik cair atau POC. Pupuk organik cair bisa membantu merangsang pertumbuhan buah setiap tanaman, termasuk cabai. Memberikan pupuk organik cair pada tanaman cabai dapat menjadi salah satu cara membuat cabai berbuah lebat. Baca juga Mengenal Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai, Bikin Buah BusukDikutip dari kanal YouTube Berkebun Sayur, Kamis 10/6/2021, berikut ini langkah-langkah membuat pupuk organik cair untuk menyuburkan tanaman cabai. Bahan-bahan Dalam membuat pupuk organik cair, diperlukan campuran berbagai bahan sebagai berikut. Satu liter air dalam botol Sebutir telur satu ruas kunyit dua sendok makan susu bubuk Baca juga Beragam Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabai Cara pembuatan pupuk organik cair 1. Haluskan kunyit. Kamu melakukanan dengan cara diulek atau diparut. 2. Setelah itu, masukkan kunyit ke wadah seperti panci atau ember. 3. Masukkan sebutir telur ke wadah yang berisi kunyit, lalu aduk bersama kunyit. 4. Selanjutnya, masukkan dua sendok makan susu bubuk. Baca juga Cara Membasmi Hama pada Tanaman Cabai dengan Puntung Rokok5. Masukkan sedikit air dari satu liter air yang ada di botol. 6. Kemudian, aduk semua bahan dalam wadah sampai tercampur merata. 7. Setelah tercampur, masukkan semua bahan tersebut ke botol yang berisi seliter air kurang, lalu tutup botol dan kocok sampai larut merata. 8. Diamkan semua campuran bahan di dalam botol selama seharian penuh. Setelah seharian, pupuk organik cair pun bisa digunakan dan diaplikasikan pada tanaman cabai. Baca juga 5 Jamur yang Sering Menyerang Tanaman Cabai, Bisa Bikin Layu dan Mati Cara Mengaplikasikan 1. Siapkan seliter air di dalam botol, lalu lubangi tutup botolnya. 2. Kocok kembali pupuk organik cair yang ada di dalam botol agar semua bahan tercampur rata. 3. Tuangkan tiga tutup botol pupuk organik cair ke dalam botol berisi seliter air. Kocok botol air yang diberi pupuk organik cair. Baca juga Bunga Tanaman Cabai Rontok? Ini 3 Penyebab Utamanya 4. Karena tutup botol sudah dilubangi, kamu tinggal menyiramkan atau mengocorkan pupuk organik cair ke media tanam dan akar tanaman cabai. Siramkan pupuk organik cair secukupnya. 5. Lakukan penyiraman pupuk organik cair tanaman cabai setiap satu dua minggu sekali. Sisa pupuk cair yang ada di botol bisa kamu simpan dan dipakai lagi untuk penyiraman selanjutnya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
This study aimed to determine 1 the combination of the effect of liquid organic fertilizer LOF concentration and nitrogen fertilizer dose on the growth and yield of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1 2 the effect of LOF concentration and nitrogen fertilizer dose which gave the best influence on growth and the results of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1 3 correlation between growth components and yield of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1. The study was conducted in Nanggerang Village, Jalaksana District, Kuningan-West Java Regency, from July to October 2018. The method used in this research was the experimental method. The experimental design used was Randomized Block Design RBD. This experiment consisted of 12 combinations of liquid organic fertilizer concentration and nitrogen fertilizer dosage, each of which was repeated three times, so that there were 36 experimental plots. The combination of treatments tested in the field are A = LOF 0%, N = kg / ha 150 kg Urea, B = LOF 0%, N = kg / ha 200 kg Urea, C = LOF 0%, N = kg / ha 250 kg Urea, D = LOF 15%, N = kg / ha 150 kg Urea, E = LOF 15%, N = kg / ha 200 kg Urea, F = LOF 15%, N = kg / ha 250 kg Urea, G = LOF 20%, N = kg / ha 150 kg Urea, H = LOF 20%, N = kg / ha 200 kg Urea, I = LOF 20%, N = kg / ha 250 kg Urea, J = LOF 25%, N = kg / ha 150 kg Urea, K = LOF 25%, N = kg / ha 200 kg Urea, L = LOF 25%, N = kg / ha 250 kg Urea. The results showed that combination of liquid organic fertilizer concentration and dose of nitrogen fertilizer did not affect to all observed variables except for stem diameter at 21 DAP. There was correlation between the components of growth and the fruit weight of the crop. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal AGROSWAGATI 7 2, Oktober 2019 p-ISSN 2339-0085 serta e-ISSN 2580-5185 Vol. 7 No. 2, Oktober 201987 PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN TAKARAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI RAWIT Capsicum frutescens L. KULTIVAR DEWATA F1 Gustaf Rifaldy1, Wijaya2 dan Ismail Saleh2 1 Alumnus Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Unswagati, Cirebon 2 Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Unswagati, Cirebon DOI Diterima 17 Mei 2019; Direvisi 18 Juli 2019; Diterima September 2019; Dipublikasikan Oktober 2019 ABSTRACT This study aimed to determine 1 the combination of the effect of liquid organic fertilizer LOF concentration and nitrogen fertilizer dose on the growth and yield of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1 2 the effect of LOF concentration and nitrogen fertilizer dose which gave the best influence on growth and the results of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1 3 correlation between growth components and yield of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1. The study was conducted in Nanggerang Village, Jalaksana District, Kuningan-West Java Regency, from July to October 2018. The method used in this research was the experimental method. The experimental design used was Randomized Block Design RBD. This experiment consisted of 12 combinations of liquid organic fertilizer concentration and nitrogen fertilizer dosage, each of which was repeated three times, so that there were 36 experimental plots. The combination of treatments tested in the field are A = LOF 0%, N = kg / ha 150 kg Urea, B = LOF 0%, N = kg / ha 200 kg Urea, C = LOF 0%, N = kg / ha 250 kg Urea, D = LOF 15%, N = kg / ha 150 kg Urea, E = LOF 15%, N = kg / ha 200 kg Urea, F = LOF 15%, N = kg / ha 250 kg Urea, G = LOF 20%, N = kg / ha 150 kg Urea, H = LOF 20%, N = kg / ha 200 kg Urea, I = LOF 20%, N = kg / ha 250 kg Urea, J = LOF 25%, N = kg / ha 150 kg Urea, K = LOF 25%, N = kg / ha 200 kg Urea, L = LOF 25%, N = kg / ha 250 kg Urea. The results showed that combination of liquid organic fertilizer concentration and dose of nitrogen fertilizer did not affect to all observed variables except for stem diameter at 21 DAP. There was correlation between the components of growth and the fruit weight of the crop. Keywords Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. A. PENDAHULUAN Cabai rawit Capsicum frutescens L. tergolong dalam famili terung-terungan Solanaceae yang berasal dari Meksiko, Peru, dan Bolivia, tetapi sudah tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia Cahyono, 2003. Diperkirakan terdapat 20 spesies cabai yang sebagian besar hidup dan berkembang di Benua Amerika, akan tetapi masyarakat Indonesia umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika Harpenas dan Darmawan, 2010. Menurut Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia AACI produktivitas cabai di Indonesia masih rendah dibanding negara lain Tim Penulis Agriflo, 2012. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai rawit salah satunya yaitu dengan pemupukan. Kotoran kambing merupakan bahan yang mempunyai kandungan unsur hara lengkap dengan proporsi yang berbeda dan saling melengkapi satu sama lain. Selain mengandung unsur-unsur makro Nitrogen, Fosfor, Kalium juga mengandung unsur-unsur mikro Kalium, Magnesium, serta sejumlah kecil Mangan, Tembaga, Borium dll yang dapat menyediakan unsur-unsur atau zat makanan bagi kepentingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman Sutedjo, 2002. Nitrogen akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, penampilan, warna, dan Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. 88Vol. 7 No. 2, Oktober 2019 hasil tanaman. Nitrogen membuat bagian tanaman menjadi hijau karena mengandung klorofil yang berperan dalam fotosintesis. Unsur tersebut juga bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tinggi bagi tanaman, memperbanyak jumlah anakan, mempengaruhi lebar dan panjang daun serta membuat menjadi besar, menambah kadar protein dan lemak bagi tanaman Harin Eki Pramitasari, Tatik Wardiyati dan Mochammad Nawawi, 2016. B. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Desa Nanggerang, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan. Lokasi penelitian ini berada pada ketinggian 512 meter di atas permukaan laut. Suhu udara rata-rata berkisar 28oC-29oC dan pH tanah 5,44 masam. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Oktober 2018. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran, penggaris, jangka sorong, gelas ukur, timbangan digital, handsprayer, ember, plastik semai, plakat nama, alat tulis dan kalkulator serta peralatan lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK yang terdiri dari 12 kombinasi perlakuan dan tiga ulangan, kombinasi perlakuan yang diuji adalah sebagai berikut A = POC 0%, N = 67,5 kg/ha 150 kg Urea B = POC 0%, N = 90,0 kg/ha 200 kg Urea C = POC 0%, N = 112,5 kg/ha 250 kg Urea D = POC 15%, N = 67,5 kg/ha 150 kg Urea E = POC 15%, N = 90,0 kg/ha 200 kg Urea F = POC 15%, N = 112,5 kg/ha 250 kg Urea G = POC 20%, N = 67,5 kg/ha 150 kg Urea H = POC 20%, N = 90,0 kg/ha 200 kg Urea I = POC 20%, N = 112,5 kg/ha 250 kg Urea J = POC 25%, N = 67,5 kg/ha 150 kg Urea K = POC 25%, N = 90,0 kg/ha 200 kg Urea L = POC 25%, N = 112,5 kg/ha 250 kg Urea Masing-masing kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga jumlah petak dalam penelitian sebanyak 12 x 3 = 36 petak C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Tinggi Tanaman C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90,0 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 13,00 14,53 15,43 13,40 13,00 16,83 14,03 18,45 19,60 20,53 18,87 18,93 22,37 21,33 26,60 28,03 27,87 26,07 26,43 31,00 29,50 Kondisi ini menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen belum dapat memberikan pengaruh tinggi tanaman cabai rawit yang berbeda pada umur 21, 28 dan 35 HST. POC memiliki unsur hara yang lengkap tetapi kandungan unsur haranya relatif kecil. Menurut Murbandono 1990 dalam Netti Nurlenawati 2010 kandungan unsur hara dalam pupuk organik tersebut masih relatif kecil sehingga dalam aplikasi penggunaannya masih perlu menggunakan pupuk anorganik. Namun demikian, walaupun penggunaan pupuk anorganik sudah diberikan agar pemberian POC menjadi lebih efektif tetapi keberadaan nitrogen di dalam tanah mudah sekali tercuci dan mudah menguap, sehingga tanaman tidak dapat maksimal dalam menyerap unsur hara dalam tanah terutama nitrogen. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 2. Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. Vol. 7 No. 2, Oktober 201989 Tabel 2. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Jumlah Daun A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 17,67 16,53 16,13 16,40 15,53 15,53 17,07 17,47 16,40 15,00 17,20 17,00 24,93 24,33 23,13 23,13 22,13 22,53 26,00 25,73 25,33 27,07 30,20 27,60 54,27 61,93 48,20 49,07 46,20 51,13 53,20 62,20 50,60 54,20 68,20 60,40 Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun cabai rawit umur 21, 28, dan 35 HST. Hal ini disebabkan karena kandungan unsur hara terutama N yang terdapat pada lahan percobaan sangat rendah. Data hasil analisis laboratorium bahwa kandungan unsur hara N total pada lahan percobaan yaitu 0,20 %. Menurut Miftah Anugrah Pamungkas dan Supijatno 2017 ketersediaan nitrogen di dalam tanah dipengaruhi antara lain oleh bahan organik tanah, kadar air tanah, suhu serta fiksasi nitrogen oleh bakteri tanah. Selain faktor tersebut, upaya penambahan nitrogen pada lahan percobaan dengan pemberian POC dan takaran pupuk nitrogen nampaknya belum mampu untuk memenuhi kebutuhan vegetatif tanaman cabai rawit. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang umur 21 HST, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang cabai rawit umur 28 dan 35 HST. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Diameter Batang A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 2,28 b 1,99 a 1,82 a 2,37 b 2,27 b 2,55 b 2,00 a 2,68 b 2,32 b 2,64 b 2,75 b 2,31 b 3,15 3,25 3,03 3,05 3,01 3,11 3,24 3,35 3,41 3,14 3,55 3,47 3,61 3,87 3,33 3,81 3,57 3,67 3,80 3,96 3,83 3,80 4,19 4,03 Keterangan Angka rata-rata disertai huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata menurut Uji Gugus Scott-Knot pada taraf 5%. Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang cabai rawit pada umur 21 HST, pada umur 21 HST diameter batang terendah ada pada perlakuan B, C dan G. menurut Alfiyan Arif, Arifin Noor Sugiharto dan Eko Widaryanto 2014 nitrogen merupakan unsur hara makro penting bagi tanaman yang diperlukan dalam pertumbuhan bagian bagian vegetatif tanaman. Sedangkan pada umur 28 dan 35 HST tidak memberikan pengaruh yang nyata pada perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen, hal ini dikarenakan pada umur tersebut tanaman cabai rawit sudah mulai memasuki fase generatif sehingga memungkinkan untuk terjadinya pemanfaatan unsur hara untuk fase generatif tanaman. Hal ini sejalan dengan Fahrurrozi, Idarman Tarmizi, dan Bandi Hermawan 2009 yang menyatakan karateristik pertumbuhan tanaman cabai yang indeterminate memungkinkan terjadinya kompetisi pemanfaatan unsur nitrogen antara organ vegetatif dan organ generatif. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. 90Vol. 7 No. 2, Oktober 2019 nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah buah per tanaman cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4. Tabel 4. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Jumlah Buah per Tanaman Jumlah Buah per Tanaman buah A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 37,75 45,23 33,72 34,17 39,87 45,64 34,55 44,52 29,88 39,07 39,85 42,98 Berdasarkan Tabel 4 menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah buah per tanaman cabai rawit. Hal ini diduga konsentrasi POC dan pupuk takaran nitrogen belum mampu memenuhi unsur hara yang dibutuhkan tanaman, selain kandungan hara yang terdapat dalam pupuk organik cair relatif sedikit, takaran pupuk nitrogen yang kurang tepat akan mempengaruhi serapan N oleh tanaman akan rendah sehingga pembentukan klorofil juga rendah yang akan mengakibatkan hasil fotosintat menjadi rendah. Menurut Nur Edy Suminarti 2010 menyatakan bahwa banyaknya pupuk N yang diaplikasikan ke tanah memberi kontribusi besar terhadap ketersediaan dan serapan N oleh tanaman. Tanaman dengan serapan N rendah, kandungan klorofil yang dihasilkan juga rendah, yang selanjutnya berpengaruh pula pada rendahnya kemampuan tanaman dalam melangsungkan aktivitas metabolismenya, terutama fotosintesis. Hal ini menjadi indikasi bahwa jika proses fotosintesis rendah maka akan menghasilkan fotosintat dalam jumlah yang rendah pula yang akan mengakibatkan hasil tanaman menjadi rendah. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter buah cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Diameter Buah A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 6,75 7,12 7,04 6,93 7,05 6,94 6,91 6,94 6,74 6,85 6,93 7,09 Berdasarkan Tabel 5 menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter buah cabai rawit. Hal ini diduga konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen belum mampu memenuhi unsur hara yang dibutuhkan tanaman, pemupukan yang tepat sangat penting untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman dalam perkembangan vegetatif maupun generatif. Oleh karena itu diameter buah sangat erat hubungannya dengan pemupukan. Pupuk nitrogen salah satu manfaatnya untuk pembentukan klorofil yang sangat penting dalam proses fotosintesis. Menurut Kiki Waskito, Nurul Aini dan Koesriharti 2017 menyatakan jika proses fotosintesis meningkat dan menghasilkan fotosintat dalam jumlah yang banyak yang akan disimpan dalam bentuk karbohidrat dalam buah, banyaknya fotosintat yang terbentuk akan menyebabkan diameter buah dan panjang buah meningkat pula. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang buah cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6. Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. Vol. 7 No. 2, Oktober 201991 Tabel 6. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Panjang Buah A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 3,63 3,69 3,70 3,71 3,71 3,75 3,80 3,84 3,85 3,87 3,89 4,20 Berdasarkan Tabel 6 menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang buah cabai rawit. Menurut Kiki Waskito, Nurul Aini dan Koesriharti 2017 menyatakan jika proses fotosintesis meningkat dan menghasilkan fotosintat dalam jumlah yang banyak yang akan disimpan dalam bentuk karbohidrat dalam buah, banyaknya fotosintat yang terbentuk akan menyebabkan diameter buah dan panjang buah meningkat pula. Artinya pembentukan panjang buah masih berkaitan dengan pembentukan diameter buah yang sama-sama dipengaruhi oleh fotosintat yang dihasilkan dari proses fotosintesis Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot buah per tanaman dan bobot buah per petak cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 7. Tabel 7. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Bobot Buah per Tanaman dan Bobot Buah per Petak Bobot Buah per Tanaman g A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 43,83 58,78 39,58 37,42 46,58 49,49 38,86 56,29 33,64 42,73 43,88 48,74 620,00 844,00 654,00 575,67 730,00 707,67 645,33 702,67 533,67 667,33 752,67 773,33 Berdasarkan Tabel 7 menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot buah per tanaman dan bobot buah per petak cabai rawit. Hal ini dikarenakan bobot buah dipengaruhi oleh jumlah buah, diameter buah dan panjang buah, selain itu pengaruh POC dan nitrogen terhadap fase pertumbuhan sangatlah penting karena pada fase pertumbuhan seperti tinggi tanaman dan jumlah daun akan mempengaruhi hasil cabai rawit. Hal ini diduga konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen belum mampu memenuhi kebutuhan tanaman cabai rawit, Selain di lokasi penelitian tidak terjadi turun hujan selama percobaan, sehingga kebutuhan air bagi tanaman sangat berkurang, walaupun dilakukan penyiraman setiap harinya namun kemungkinan belum mencukupi kebutuhan air bagi tanaman. Selain itu akibat dari tidak adanya hujan selama percobaan menjadikan kondisi lahan kering sehingga memungkinkan terjadinya evapotranspirasi, hal ini dapat mengganggu metabolisme tanaman juga unsur nitrogen dalam tanah diduga menguap sehingga kebutuhan unsur N kurang tepenuhi yang menyebabkan pertumbuhan maupun hasil tanaman menurun. Menurut Harin Eki Pramitasari, Tatik Wardiyati dan Mochammad Nawawi 2016 Suplai Nitrogen akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, penampilan, warna, dan hasil tanaman. Sejalan dengan Eko Sulistyono, Suwarto dan Yulianti Ramadhani 2005 yang menyatakan evapotranspirasi merupakan peubah yang sangat berkaitan dengan produksi tanaman. Sehingga hal tersebut diduga menjadi penyebab mengapa konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak berpengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman maupun bobot buah per petak. Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. 92Vol. 7 No. 2, Oktober 2019 Korelasi Tinggi Tanaman Umur 21, 28, dan 35 HST Dengan Bobot Buah Per Petak Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi diketahui bahwa terdapat korelasi yang nyata antara tinggi tanaman umur 21 HST, 28 HST dan 35 HST dengan bobot buah per petak. Hasil uji korelasi dapat dilihat secara rinci pada Tabel 8. Tabel 8. Korelasi Tinggi Tanaman Umur 21, 28 dan 35 HST dengan Bobot Buah Per Petak Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi pada Tabel 8, menunjukan bahwa terdapat korelasi yang nyata antara tinggi tanaman umur 21 HST dengan bobot buah per petak, pada tinggi tanaman 21 HST nilai r = 0,34 dengan kategori r yaitu lemah dengan keterangan nyata. Pada tinggi tanaman umur 28 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,45 dengan kategori r yaitu sedang, dengan keterangan nyata. Pada tinggi tanaman umur 35 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,50 dengan kategori r yaitu sedang, dengan keterangan nyata. Menurut Surtinah 2007 semakin tinggi tanaman tomat maka berat buah semakin meningkat, semakin tinggi tanaman semakin banyak cabangnya dan semakin banyak bunga yang dihasilkan dari cabang-cabang tersebut Korelasi Jumlah Daun Umur 21, 28, dan 35 HST Dengan Bobot Buah Per Petak Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi diketahui bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata antara jumlah daun dan bobot buah per petak umur 21 HST, tetapi berkorelasi nyata antara jumlah daun 28 HST dan 35 HST dengan bobot buah per petak. Hasil uji korelasi dapat dilihat secara rinci pada Tabel 9. Tabel 9. Korelasi Jumlah Daun Umur 21, 28 dan 35 HST dengan Bobot Buah Per Petak Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi pada Tabel 9, menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata antara jumlah daun umur 21 HST dengan bobot buah per petak, pada jumlah daun 21 HST nilai r = 0,23 dengan kategori r yaitu lemah dengan keterangan tidak nyata. Pada jumlah daun umur 28 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,44 dengan kategori r yaitu sedang, dengan keterangan nyata. Pada jumlah daun umur 35 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,51 dengan kategori r yaitu sedang, dengan keterangan nyata. Menurut Johan Ifantri dan Ardiyanto 2015 bahwa salah satu faktor penting penunjang terbentuknya buah secara sempurna adalah daun, daun memiliki peran yang sangat besar dalam menghasilkan buah yang maksimal. Korelasi Diameter Batang Umur 21, 28, dan 35 HST Dengan Bobot Buah Per Petak Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi diketahui bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata antara diameter batang umur 21 HST, 28 HST 35 HST dengan bobot buah per petak. Hasil uji korelasi dapat dilihat secara rinci pada Tabel 10. Tabel 10. Korelasi Diameter Batang Umur 21, 28 dan 35 HST dengan Bobot Buah Per Petak Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. Vol. 7 No. 2, Oktober 201993 Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi pada Tabel 10, menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata antara diameter batang umur 21 HST dengan bobot buah per petak, pada diameter batang 21 HST nilai r = 0,09 dengan kategori r yaitu sangat lemah dengan keterangan tidak nyata. Pada diameter batang umur 28 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,37 dengan kategori r yaitu lemah, dengan keterangan nyata. Pada diameter batang umur 35 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,33 dengan kategori r yaitu lemah, dengan keterangan nyata. Hal ini sejalan dengan Fahrurrozi, Idarman Tarmizi, dan Bandi Hermawan 2009 yang menyatakan karateristik pertumbuhan tanaman cabai yang indeterminate memungkinkan terjadinya kompetisi pemanfaatan unsur nitrogen antara organ vegetatif dan organ generatif. D. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap pengaruh konsentrasi pupuk organik cair dan takaran pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit Capsicum frutescens L. Kultivar Dewata F1, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut 1. Kombinasi konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman 21, 28, dan 35 HST, jumlah daun 21, 28, dan 35 HST, diameter batang 28 dan 35 HST, jumlah buah per tanaman , diameter buah, panjang buah, bobot buah per tanaman dan bobot buah per petak pada cabai rawit Capsicum frutescens L. Kultivar Dewata F1. 2. Tidak ada konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen terbaik untuk memperoleh hasil tanaman cabai rawit Capsicum frutescens L. Kultivar Dewata F1. 3. Terdapat korelasi yang nyata antara pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 21, 28 dan 35 HST, jumlah daun 28, dan 35 HST serta diameter batang 28, dan 35 HST dengan bobot buah per petak Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan sebaiknya penelitiaan dilakukan di tempat yang mempunyai ketersediaan air yang cukup untuk kebutuhan tanaman cabai rawit. sehingga faktor lingkungan tidak menjadi faktor pembatas untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman cabai rawit secara maksimal. DAFTAR PUSTAKA Abjad Asih Nawangsih, Heri Purwanto Imdad dan Agung Wahyudi. 2003. Cabai Hot Beauty. Penebar Swadaya. Jakarta. Ade Iwan Setiawan. 2007. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta. Adhis Dian Safitri, Riza Linda, Rahmawati. 2017. Aplikasi Pupuk Organik Cair POC Kotoran Kambing Difermentasikan dengan EM4 Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit Capsicum frutescents L. Var. Bara. Jurnal Protobiont. Vol. 6 3 182 – 187. Agus Supardi. 2011. Aplikasi Pupuk Cair Hasil Fermentasi Kotoran Padat Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Brassica juncea sebagai Pengembangan Materi Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Alfiyan Arif, Arifin Noor Sugiharto dan Eko Widaryanto. 2014. Pengaruh Umur Transplanting Benih dan Pemberian Berbagai Macam Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis Zea mays L. saccharata Sturt.. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 2 1 1 – 9. Arifin Fahmi, Syamsudin, Sri Nuryani H Utami dan Bostang Radjagukguk. 2010. Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Zea mays L pada Tanah Regosol dan Latosol. Berita Biologi. Vol. 10 3 297 – 304. Asep Harpenas dan R Dermawan. 2011. Budi Daya Cabai Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Badan Pusat Statistik dan Diretktorat Jenderal Hortikultura. 2017. Produksi, Luas Panen dan Produktifvitas Cabai Rawit Lima Tahun Terkhir. Dalam diakses tanggal 03 Januari 2018. Bagus Herdy Firmanto. 2009. Budidaya Cabai Hibrida. CV Wacana Gelora Cipta. Bandung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. 2008. Membuat Pupuk Cair Bermutu dari Limbah Kambing. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol. 30 6 5 – 7. Bambang Cahyono. 2003. Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta. Bambang Supriyanto. 2013. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo Lokal Kultivar Jambu Orysa sativa Linn. Jurnal Agrifor. Vol. XII 1 77 – 82. Eko Purwanto, Yacobus Sunaryo dan Sri Widata. 2019. Pengaruh Kombinasi Pupuk AB Mix dan POC Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan dan Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. 94Vol. 7 No. 2, Oktober 2019 Hasil Sawi Brassica juncea L. Hidroponik. Jurnal Ilmiah Agroust. Vol. 2 1 11 – 24. Eko Sulistyono, Suwarto dan Yulianti Ramadhani. 2005. Defisit Evapotranspirasi sebagai Indikator Kekurangan Air pada Padi Gogo Oryza sativa L. Bul. Agron. Vol. 33 1 6 – 11. Elfin Efendi, Rita Mawarni dan Junaidi. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakchoy Brassica rapa L.. Jurnal Penelitian Pertanian Bernas Vol. 13 2 44 – 50. Ellen Tjandra. 2015. Panen Cabai Rawit di Polybag. Cahaya Atma. Yogyakarta. Fahrurrozi, Idarman Tarmizi, dan Bandi Hermawan. 2009. Evaluasi Berbagai Dosis Nitrogen untuk Teknik Produksi Tanaman Cabai yang Menggunakan Mulsa. Jurnal Bionatura. Vol. 11 2 147 – 154. Ganda Darmono Nainggolan, Suwardi, dan Darmawan. 2009. Pola Pelepasan Nitrogen dari Pupuk Tersedia Lambat Slow Release Fertilizer Urea-Zeolit-Asam Humat. Jurnal Zeolit Indonesia. Vol. 8 2 89 – 96. Harin Eki Pramitasari, Tatik Wardiyati dan Mochammad Nawawi. 2016. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Tingkat Kepadatan Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan Brassica oleraceae L.. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 4 1 49 – 56. Ida Setya Wahyu Atmaja, Ismail Saleh, R. Eviyati, dan Dodi Budirokhman. 2016. Kajian Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk NPK Terhadap Kualitas dan Mutu Jambu Biji Merah Psidium guajava L. Kultivar Getas pada Musim Kemarau. Agrovigor. Vol. 9 2 111 – 117. Johan Ifantri dan Ardiyanto. 2015. Pengaruh Jumlah Daun dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Melon Cucumis melo L.. Fakultas Pertanian. Universitas PGRI Yogyakarta. 1 – 14. Kemas Ali Hanafiah. 2001. Rancangan Teori dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo. Jakarta. Kiki Waskito, Nurul Aini dan Koesriharti. 2017. Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong Solanum melongena L.. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 5 10 1586 – 1593. Mega Silvia, Gt. M. Sugian Noor, dan M. Ermayn Erhakav. 2012. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabe Rawit Capsicum Frutescent L. Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Kambing pada Tanah Ultisol. Agroscientiae. Vol. 19 3 148 – 154. Miftah Anugrah Pamungkas dan Supijatno. 2017. Pengaruh Pemupukan Nitrogen Terhadap Tinggi dan Percabangan Tanaman Teh Camelia Sinensis L O. Kuntze untuk Pembentukan Bidang Petik. Bul. Agronomi. Vol. 5 2 234 – 241. Muhammad Syukur, Rahmi Yunianti, dan Rahmansyah Dermawan. 2016. Budidaya Cabai Panen Setiap Hari. Penebar Swadaya. Jakarta. Mul Mulyani Sutedjo. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Murniati, Setyono dan Sjarif. 2013. Analisis Korelasi dan Sidik Lintas Peubah Pertumbuhan Terhadap Produksi Cabai Merah Capsicum annum L.. Jurnal Pertanian. Vol. 3 2 111-122. Netti Nurlenawati, Asmanur Jannah, Nimih. 2010. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah Capsicum annuum L. Varietas Prabu Terhadap Berbagai Dosis Pupuk Fosfat dan Bokashi Jerami Limbah Jamur Merang. Agrika. Vol. 4 1 9 – 20. Nur Edy Suminarti. 2010. Pengaruh Pemupukan N dan K pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Talas yang Ditanam di Lahan Kering. Akta Agrosia. Vol. 13 1 1 – 7. Outlook. 2016. Outlook Cabai. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Rahmat Rukmana. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Kanisius. Yogyakarta. Resqi Hapsari Ramadhani, Moch. Roviq dan Moch. Dawam Maghfoer. 2016. Pengaruh Sumber Pupuk Nitrogen dan Waktu Pemberian Urea Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis Zea mays Sturt. var. saccharata. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 4 1 8 – 15. Rino Anggi Wijaksono, Rijadi Subiantoro, dan Bambang Utoyo. 2016. Pengaruh Lama Fermentasi pada Kualitas Pupuk Kandang Kambing. Jurnal Agro Industri Perkebunan. Vol. 4 2 88 – 96. Sarjana Parman. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang Solanum tuberosum L.. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol. XV 2 21 – 31. Sarmi Julita, Hercules Gultom dan Mardaleni. 2013. Pengaruh Pemberian Mikro Organisme Lokal MOL Nasi dan Hormon Tanaman Unggul Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Capsicum annum L.. Jurnal Dinamika Pertanian. Vol. XXVIII 3 167 – 174. Sarwono Hardjowigeno. 2015. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Setiadi. 2008. Cabai Rawit Jenis dan Budaya. Penebar Swadaya. Jakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung. Sukmawati Suparhun, Muhammad Anshar, Yohanis Tambing. 2015. Pengaruh Pupuk Organik dan POC dari Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Brassica juncea L.. Jurnal Agrotekbis. Vol. 3 5 602 – 611. Sunu dam Wartoyo. 2006. Dasar hotrtikultura. UNS Pres. Surakarta. Surtinah. 2007. Kajian Tentang Hubungan Pertumbuhan Vegetatif dengan Produksi Tanaman Tomat Lycopersicum esculentum, Mill. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol. 4 1 1 – 9. Syaiful Rahman. 2014. Meraup Untung Bertanam Cabai Rawit dengan Polybag. Lily Publisher. Yogyakarta. Syefani dan A. Lilia. 2003. Pelatihan Pertanian Organik. Fakultas Pertanian Unibraw. Malang. Tim Penulis Agriflo. 2012. Cabai Prospek Bisnis dan Teknologi Mancanegara. Agriflo. Jakarta. Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. Vol. 7 No. 2, Oktober 201995 Trubus. 2011. Cabai. Trubus Swadaya. Jakarta. Untung Suwahyono dan Tim Penulis PS. 2014. Cara Cepat Buat Kompos dari Limbah. Penebar Swadaya. Jakarta. Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agromedia Pustaka. Jakarta. Wijaya. 2000. Analisis Statistik dengan Program SPSS Alfabeta. Bandung. Wijaya. 2000. Perancangan Percobaan. Fakultas Pertanian Unswagati. Cirebon ... Konsentrasi pemupukan didasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wardiah 2014, diketahui konsentrasi yang paling efektif pada pertumbuhan tanaman pokcoy dengan perlakuan limbah cair cucian beras adalah konsentrasi 100% Wardiah, Linda and Rahmatan, 2014, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rifaldy 2019 menyatakan bahwa perlakuan pupuk organik cair pada konsentrasi 15%, 20%, dan 25 % tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman cabai rawit Rifaldy, 2019. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memilih konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% untuk mengetahui apakah konsentrasi lebih kecil dan lebih besar dari kedua penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat berpengaruh signifikan pada tanaman cabai rawit. ...Tiyara SafitriSri Sumarni Aris SantjakaBackground Reports show the prenatal anxiety of Indonesia reaches a percentage of of mothers experience anxiety. The COVID-19 pandemic influences pregnant mothers’ psychology, The physical, psychological, and spiritual balance of pregnant mothers should be healthily balanced. This healthy balance includes the childbirth process to avoid psychological interruption. The use of android application information for obstetric service could improve maternal quality by providing intervention autonomously. Method This Research & Development used True Experimental Pre and Post-test with Control Group Design. The intervention was with MiSIs-PreTy application to lose the anxiety of primipara pregnant mothers with Trimester III status on the experimental group for 7 days. Every day, the mothers received 30 minutes of implementation. The positive control group, on the other hand, received health education about childbirth preparation. The researchers took 30 respondents as the samples randomly. The data analysis was tested with non-parametric Wilcoxon and Mann Whitney tests. Results The experts’ validation about the developed application reliability obtained an average score of from six aspects. They were based on the ISO 9126 software’s quality, such as usability, reliability, functionality, efficiency, maintainability, and portability. The experiment used the given intervention for both groups. It was effective to lose the anxiety. The effectiveness for experimental group was p < while control group obtained p < However, the use of the developed application was more effective to lose the anxiety with an average score of 11,8±5,414 for the experimental group than the positive control group with 4,46±4,24. Conclusion The developed application, MiSIs-PreTy, was validated and revised to be more effective to lose the anxiety of pregnant mothers. Further researches could develop the findings by adding some variables, such as childbirth self-efficacy as the valid measuring tool to examine the pregnant mothers' belief to give SafitriSri Sumarni Aris SantjakaBackground Reports show the prenatal anxiety of Indonesia reaches a percentage of of mothers experience anxiety. The COVID-19 pandemic influences pregnant mothers’ psychology, The physical, psychological, and spiritual balance of pregnant mothers should be healthily balanced. This healthy balance includes the childbirth process to avoid psychological interruption. The use of android application information for obstetric service could improve maternal quality by providing intervention autonomously. Method This Research & Development used True Experimental Pre and Post-test with Control Group Design. The intervention was with MiSIs-PreTy application to lose the anxiety of primipara pregnant mothers with Trimester III status on the experimental group for 7 days. Every day, the mothers received 30 minutes of implementation. The positive control group, on the other hand, received health education about childbirth preparation. The researchers took 30 respondents as the samples randomly. The data analysis was tested with non-parametric Wilcoxon and Mann Whitney tests. Results The experts’ validation about the developed application reliability obtained an average score of from six aspects. They were based on the ISO 9126 software’s quality, such as usability, reliability, functionality, efficiency, maintainability, and portability. The experiment used the given intervention for both groups. It was effective to lose the anxiety. The effectiveness for experimental group was p < while control group obtained p < However, the use of the developed application was more effective to lose the anxiety with an average score of 11,8±5,414 for the experimental group than the positive control group with 4,46±4,24. Conclusion The developed application, MiSIs-PreTy, was validated and revised to be more effective to lose the anxiety of pregnant mothers. Further researches could develop the findings by adding some variables, such as childbirth self-efficacy as the valid measuring tool to examine the pregnant mothers' belief to give merupakan unsur hara esensial bagi tanaman sehingga kekurangan unsur tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal. Nitrogen mudah hilang dari tanah sehingga perlu dikurangi kehilangannya dengan membentuk pupuk dalam bentuk tersedia lambat slow release. Beberapa bahan yang dapat digunakan untuk membuat slow release diantaranya adalah yang memiliki kapasitas tukar kation KTK tinggi. Zeolit dan asam humat merupakan bahan yang memiliki KTK sangat tinggi sehingga memungkinkan digunakan sebagai bahan slow release. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju dan pola pelepasan nitrogen dari formula slow release fertilizer SRF campuran urea, zeolit dan asam humat UZA dan membandingkan laju pelepasan nitrogen dengan pupuk urea pril. Penelitian dilakukan di laboratorium dengan uji inkubasi selama 14 minggu. Penetapan kadar amonium dan nitrat dilakukan dengan mengekstrak tanah dengan metode destilasi ekstraktan KCl 1N + HCl Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam humat yang diberikan pada pupuk mengakibatkan pelepasan nitrogen menjadi amonium dan nitrat semakin lambat. Dari 5 jenis formula slow release fertilizer SRF yang mengandung asam humat, SRF H5 ureazeolit, 70%30% dengan kandungan humat 5% mempunyai laju pelepasan nitrogen paling lambat. Namun, dari 5 jenis pupuk SRF yang mengandung humat tersebut, pupuk SRF H1 dan H3 dengan kandungan humat 1% dan 3% mempunyai laju pelepasan nitrogen yang paling JulitaHercules GultomMardaleni MardaleniThe objective of this research was to examine the effect of giving Rice MOL and superior plant hormone on growth and yield of Chilli. The experiment was arranged using the completely randomized design with two factors. The first factor was rice MOL M, namely M0 without rice MOL, M1 50 cc/l water, M2 100 cc/l water, and M3 150 cc/l water.The second factor was application of superior plant hormone H, consisting of four factor, namely H0 without hormone, H11 cc/l water, H2 2 cc/l water, and H3 3 cc/l water. The parameters observed were plant height, flowering age, the first harvest age, fruit weight per plant, fruit weight per plot, and number of remaining fruit. Data were analyzed using statistical technique and continuing test of BNJ at 5% confident level. The results showed that the interaction of giving rice MOL and hormone had a significant effect on flowering age and harvest age with the best treatment M2H2 with days and M2H2 with days, respectively. The rice MOL alone gave a significant effect on flowering age, the first harvest age, econmic fruit weight per plant, and economic fruit weight per plot with the best treatment was M2. The superior plant hormone alone affected significantly plant height, flowering age, the first harvested age, economic fruit weight per plant, economic fruit weight per plot, and number of remaining uneconomic fruit per plant with the best treatment of ParmanLaboraatorium BiologiStruktur DanFmipa UndipThe research about influence of liquid fertilizer on Solanum tuberosum var granola has been done in research garden Getasan, Salatiga,. This research began on May 2001-August 2001. Thr parental Solanum tuberosum seed var granola which able from the farmer from Dieng plateau in Batur regency Banjarnegara district and liquid fertilizer Supra fromSurya Putra Alam Yogyakarta. Complate research design single factor is used, and continued with Duncan Multiple Range Test 5% for data analysis. Result indicated that liquid fertilixer 4 mg/l not influence on hight, fresh and dry weight potatos tuber Solanum tuberosum.. Liquid fertilizer by 3 mg/l – 4 mg/l caused fresh weight hight and bulbus diameters. Highly is given with constrentation liquid fertilizer 4 mg/l caused fresh wight than the other concentration, and not real defferent with the other given treatment with given fertilizer concentration 3 mg/ Evapotranspirasi sebagai Indikator Kekurangan Air pada Padi GogoEko SulistyonoYulianti Suwarto DanRamadhaniEko Sulistyono, Suwarto dan Yulianti Ramadhani. 2005. Defisit Evapotranspirasi sebagai Indikator Kekurangan Air pada Padi Gogo Oryza sativa L. Bul. Agron. Vol. 33 1 6 Pemberian Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakchoy Brassica rapa LElfin EfendiRita Mawarni DanElfin Efendi, Rita Mawarni dan Junaidi. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakchoy Brassica rapa L.. Jurnal Penelitian Pertanian Bernas Vol. 13 2 44 Berbagai Dosis Nitrogen untuk Teknik Produksi Tanaman Cabai yang Menggunakan MulsaIdarman FahrurroziTarmiziDan Bandi HermawanFahrurrozi, Idarman Tarmizi, dan Bandi Hermawan. 2009. Evaluasi Berbagai Dosis Nitrogen untuk Teknik Produksi Tanaman Cabai yang Menggunakan Mulsa. Jurnal Bionatura. Vol. 11 2 147 Dosis Pupuk Nitrogen dan Tingkat Kepadatan Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan Brassica oleraceae L.Tatik Harin Eki PramitasariWardiyati Dan MochammadNawawiHarin Eki Pramitasari, Tatik Wardiyati dan Mochammad Nawawi. 2016. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Tingkat Kepadatan Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan Brassica oleraceae L.. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 4 1 49 SetyaWahyu AtmajaIsmail SalehR EviyatiDodi BudirokhmanIda Setya Wahyu Atmaja, Ismail Saleh, R. Eviyati, dan Dodi Budirokhman. 2016. Kajian Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk NPK Terhadap Kualitas dan Mutu Jambu Biji Merah Psidium guajava L. Kultivar Getas pada Musim Kemarau. Agrovigor. Vol. 9 2 111 Jumlah Daun dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Melon Cucumis melo L.. Fakultas PertanianJohan Ifantri Dan ArdiyantoJohan Ifantri dan Ardiyanto. 2015. Pengaruh Jumlah Daun dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Melon Cucumis melo L.. Fakultas Pertanian. Universitas PGRI Yogyakarta. 1 Teori dan Aplikasi, PT. Raja GrafindoAli KemasHanafiahKemas Ali Hanafiah. 2001. Rancangan Teori dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo. Jakarta.
JAKARTA, - Menanam tanaman cabai harus dibarengi dengan pemupukan. Pemberian pupuk bertujuan untuk memberikan zat hara ke dalam tanah guna memenuhi kebutuhan tanaman agar diperoleh produksi buah cabai sesuai harapan. Dilansir dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin 29/11/2021, pemupukan memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam keberhasilan produksi juga bertindak sebagai penyeimbang ketersediaan unsur-unsur di dalam tanah yang diperlukan oleh tanaman, sehingga dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi dengan baik. Baca juga 3 Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabai dan Cara Mengatasinya SHUTTERSTOCK/PAPA ANNUR Ilustrasi tanaman cabai. Fungsi pupuk Dalam perawatan tanaman, ada beberapa fungsi pupuk, yakni merangsang pertumbuhan tanaman, batang, cabang, daun, dan akar. Selain itu, pemupukan juga berfungsi membantu asimilasi, pernapasan, mempercepat pembuahan, serta pemasakan biji dan buah. Pemupukan pun membantu pembentukan protein dan karbohidrat, serta memperkuat batang tanaman. Cara memberi pupuk tanaman cabai Didalam perawatan tanaman ditinjau dari cara pemberiannya, pupuk dibagi menjadi dua jenis, yaitu pupuk yang melalui akar dan pupuk melalui daun. Baca juga Simak, 4 Cara Membuat Pestisida Alami untuk Tanaman Cabai 1. Pupuk akar Pupuk akar diberikan melalui akar tanaman, pupuk dimasukkan ke dalam tanah, untuk selanjutnya diserap oleh akar tanaman. Adapun pupuk yang termasuk pupuk akar antara lain TSP, KCL, kompos, pupuk kandang, umumnya yang mengandung unsur makro. 2. Pupuk daun Pupuk daun yang diberikan melalui daun, dengan cara disemprotkan lewat daun. Pupuk ini lebih cepat diserap oleh tanaman dibandingkan dengan pupuk akar, disebabkan adanya stomata mulut-mulut daun. Selain itu, pupuk daun lebih lengkap, karena di samping unsur hara makro, juga dilengkapi oleh unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan susulan.Baca juga Cara Menggunakan Pupuk NPK untuk Tanaman Cabai di Pot atau Polybag SHUTTERSTOCK/PRISPIM Ilustrasi tanaman cabai rawit. Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif daun dan tunas adalah pupuk daun yang kandungan nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cairbayfolan, gandasil D, gandasil B dan lain-lain. Interval penyemprotan pupuk daun antara 10 hingga 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya kemasan pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah generatif, masih perlu pemberian pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal merah, Kemira merah, atau Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, Kcl, 1111 sebanyak 4 sendok makan atau lebih. Baca juga Penyakit Layu Tanaman Cabai, Penyebab dan Cara Menanganinya Cara pemberiannya adalah dengan melubangi MPHP di antara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut sambil diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut dan meresap ke dalam tanah. Pemupukan susulan berikutnya masih diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama dan penyakit. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah NPK sebanyak 4 atau 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air 1 drum. Pemberiannya adalah dengan cara dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 hingga 500 cc atau tergantung kebutuhan. Cara pengocoran dapat dilakukandengan alat bantu corong atau selang sepanjang 0,5 hingga 1 meter dimasukkan ke dalam lubang MPHP dekat pangkal batang tanaman cabai. Baca juga Panduan Pemberian Pupuk Tanaman Cabai Sesuai Umur Tanam Pengocoran pupuk larutan ini dapat dilakukan setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen beberapa kali 12 hingga 14 kali. Setiap kali selesai panen perlu dipupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan dosis pupuknya adalah berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl 1111 sebanyak 2 sendok per tanaman yang diberikan di antara 2 tanaman cabai bagian kiri dan kanan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
dosis pupuk organik cair untuk cabe