dampak perceraian terhadap pendidikan anak
DampakPerkawinan Anak Di Bwah Umur Terhadap Terjadinya Perceraian Di Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone. Skripsi, Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh A. Rahim dan Auliah Andika Rukman.
pengaruhterhadap pemahaman peserta didik pada materi geometeri kubus. Hal ini dibuktikan dengan data serta hipotesis yang telah dilakukan dengan pengumpulan data dengan menggunakan test kepada siswa ABK.. Didapatkan hasil yang Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 7(1), 25-35.
Hasilpenelitian menunjukan bahwa dampak peceraian orangtua terhadap kondisi emosi anak dapat berdampak negatif. Dampak negatif banyak ditampakan oleh ekspresi emosi yang berlebihan, tidak terkontrol, rasa frustasi menghadapi masa depan serta tidak mampu bersikap rasional. Kata Kunci : Kondisi Kematangan Emosi, Perceraian, Dampak Perceraian.
Inilahdampak perceraian terhadap pendidikan anak dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan dampak perceraian terhadap pendidikan anak yang Anda cari. Berikut ini tersedia beberapa artikel yang menjelaskan secara lengkap tentang dampak perceraian terhadap pendidikan anak. Klik pada judul artikel untuk memulai membaca.
mở bài văn nghị luận văn học. - Setiap pernikahan pasti selalu menginginkan hubungan yang langgeng hingga ajal menjemput. Namun, terkadang ada berbagai kondisi yang menyebabkan sepasang suami istri harus bagaimana pun bukanlah sesuatu hal yang mudah diterima oleh kedua belah pihak. Biasanya, keputusan ini diambil ketika sudah tidak ada lagi jalan keluar yang bisa menyelesaikan permasalahan kedua. Baca juga Kenali Apa itu Body Shaming dan Efek Buruknya Pada Kesehatan MentalMeski demikian, ternyata perceraian dapat berdampak pada kesehatan mental anak. Melansir dari Healthline dan Parent, dampak perceraian terhadap kesehatan mental anak pun berbeda-beda, tergantung usia anak ketika menghadapi perceraian orang tuanya. Di bawah usia 3 tahun Ada kesalahpahaman populer bahwa memori dimulai pada usia 3 tahun. Namun, para peneliti telah menemukan bahwa memori kemungkinan dimulai lebih awal dari itu. Dalam sebuah studi tahun 2011 berjudul "Infantile Amnesia Across the Years A 2-Year Follow-up of Children’s Earliest Memories", anak-anak berusia 4 tahun diminta untuk mengingat tiga ingatan paling awal mereka. Mereka kemudian diminta 2 tahun kemudian untuk melakukan hal yang sama dan juga ditanya tentang kenangan awal yang mereka kemukakan dalam wawancara pertama.
Tekanan psikologis dan emosional dari perceraian rupanya berpengaruh pada pendidikan anakDi samping pengaruhnya pada kondisi psikologis dan emosional, dampak perceraian pada pendidikan anak perlu menjadi perhatian dan pertimbangan serius orang studi dari Journal of Marriage and the Family, peneliti Daniel Potter dari University of Virginia menemukan kalau anak usia sekolah dasar yang melalui masa perceraian atau perpisahan orang tua akan langsung menunjukkan penurunan performa Dampak Perceraian pada Pendidikan AnakYuk Moms, simak penjelasan berikut untuk tahu temuan para pakar tentang dampak perceraian pada performa akademis dan kelancaran pendidikan Pencapaian Akademis Lebih RendahFoto Sering Tidak Disadari, Inilah 4 Dampak Perceraian Pada Pendidikan Anak Foto liputan hasil studi dari Iowa State University, usia anak saat menghadapi masa perceraian orang tua ternyata memberikan pengaruh berbeda pada pencapaian akademisnya lho, bahwa anak yang masih berusia di bawah 18 tahun saat orang tua bercerai memiliki kemungkinan meraih gelar sarjana 35% lebih rendah, bila dibandingkan dengan anak yang sudah berusia di atas 18 tahun saat melalui masa karena berkurangnya waktu berkualitas dan bimbingan dari salah satu orang tua, perubahan kondisi finansial keluarga setelah perceraian juga menjadi faktor lain yang sering menjadi hambatan anak dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih Nilai Rata-Rata Lebih RendahFoto Sering Tidak Disadari, Inilah 4 Dampak Perceraian Pada Pendidikan Anak Foto perceraian pada pendidikan anak juga akan terlihat dari nilai atau performa akademis anak di sekolah yang cenderung sebagaimana dijelaskan dalam literatur dari Bridgewater University, penurunan performa akademis bahkan sudah bisa terlihat sejak hubungan orang tua mulai memburuk sebelum dan ketegangan antara orang tua di rumah rupanya mempengaruhi konsentrasi belajar anak, sehingga tidak bisa belajar dan mengerjakan tugas sekolah dengan Juga 7 Stimulasi Untuk Mengoptimalkan Kecerdasan Akademis Anak3. Tingkat Pemahaman Lebih RendahFoto Sering Tidak Disadari, Inilah 4 Dampak Perceraian Pada Pendidikan Anak Foto dalam keluarga adalah salah satu perubahan hidup besar yang memberikan beban psikologis dan mental cukup berat pada anak, sehingga kesulitan mencerna dan menyerap informasi yang diterimanya dari proses belajar di dikutip dari situs pada usia 13 tahun rata-rata anak dari orang tua yang bercerai menunjukkan kemampuan membaca serta pemahaman mata pelajaran matematika, sejarah, dan ilmu alam yang tertinggal dari teman Juga Melatih Anak Belajar Manajemen Waktu Sejak Dini4. Masalah Perilaku di SekolahFoto Sering Tidak Disadari, Inilah 4 Dampak Perceraian Pada Pendidikan Anak Foto studi ilmiah menemukan kalau anak dari orang tua yang bercerai cenderung lebih rentan mengalami masalah psikologis, gangguan kesehatan mental, kesulitan konsentrasi, masalah perilaku, juga kesulitan mengendalikan disebabkan tekanan emosional akibat melalui perceraian, tapi juga stress akibat perubahan yang mengikutinya, seperti pindah rumah atau sekolah, perubahan pola asuh orang tua, dan kesulitan beradaptasi dengan situasi baru. Terutama pada tahun pertama setelah bukan hanya terasa dalam performa akademis dan proses belajar, dampak perceraian pada anak ini juga tidak jarang memicu berbagai masalah perilaku di Juga Kenali 3 Tanda Anak Mengalami Kesulitan Belajar di SekolahDampak perceraian pada anak memang tidak bisa dihindari, tapi ada berbagai langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk membantu anak menyesuaikan diri dengan perubahan dan menjaga kualitas dari menjaga hubungan baik dengan mantan pasangan, menerapkan disiplin secara konsisten, tidak menempatkan anak di posisi untuk memilih salah satu orang tua, mengajarkan cara menghadapi kesulitan secara sehat, dan tidak lupa terus memberikan motivasi dan bimbingan dalam menurut Moms, adakah dampak lain dari perceraian pada kemajuan belajar anak?
Dampak perceraian orang tua terhadap perkembangan psikososial dan prestasi belajar Harry Ferdinand Mone, Universitas Nusa Cendana, Indonesia Abstract Tujuan yang dicapai pada penelitan ini mendeskripsikan 1. Dampak perceraian orang tua terhadap perkembangan psikososial anak; 2. Dampak perceraian orang tua terhadap prestasi belajar anak; 3. Langkah-langkah pemulihan perkembangan psikososial anak akibat perceraian orang tua; dan 4 langkah-langkah pemulihan prestasi belajar anak akibat perceraian orang tua. Penelitian ini berlokasi di kecamatan Oebobo, kota Kupang. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan yang bercerai dengan orang, keluarga, tetangga, anak, dan guru wali kelas, yang berjumlah 35 orang. Hasil penelitian yang diperoleh 1. Perceraian cerai hidup membawa dampak yang negatif terhadap perkembangan psikososial dan prestasi belajar anak; 2. Emosi atau perasaan anak sangat mempengaruhi aktivitas belajar di sekolah maupun di rumah, baik perasaan sedih, gembira, aman, marah, cemas, takut dan lain sebagainya; 3. Adanya komunikasi antara orang tua dan anak setelah bercerai memperkecil pengaruh negatif dari perceraian. Kasih sayang dari keluarga kedua belah pihak dan bantuan guru dalam mengasuh anak korban perceraian di rumah dan sekolah, membuat anak kuat dan tegar menghadapi masalah keluarganya; dan 4. Langkah pemulihan prestasi belajar yakni bersifat mendidik, misalnya memberikan pujian, hadiah, dan lain sebagainya yang mengandung nilai objectives achieved on this research describe 1. The impact of divorce of parents to the psychosocial development of children; 2. The impact of divorce of parents on children's learning achievement; 3. The measures of recovery of child psychosocial development due to divorce Parents; and 4. The steps of recovering children's learning achievement due to parents ' divorce. Research data and located in Oebobo sub-district Kupang. This study uses phenomenological approaches using qualitative descriptive methods. The subject in this study was a couple who divorced people, a family, a neighbor, the child, and a homeroom teacher, whom It amounted to 35 people. Results of research obtained; Divorce divorced carries a negative impact on psychosocial development and child learning achievement. Emotions or feelings of children significantly affect the learning activities at school or home, whether feeling sad, joyful, safe, angry, anxious, afraid, and so on. The communication between parents and children after divorce minimized the negative influence of divorce. The affection of the family both sides and the help of teachers in caring for the child's divorce victims at home and school, making the child active and rigid facing his family problem. The steps of learning achievement are educational, such as giving praise, gifts, and others that contain an educative value. Keywords Perceraian; psikososial; prestasi belajar; divorce; psychosocial; learning achievement References Al Yakin, A. 2015. Dampak perceraian orang tua terhadap anak Studi kasus di SMA Negeri kecamatan Nosu kabupaten Mamasa. PEPATUDZU Media Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan, 81, 1-13. doi Baihaqi, B. 2005. Psikiatri Konsep dasar dan gangguan jiwa. Bandung Refika Aditama. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2014. Indikator kesejahteraan rakyat kota Kupang 2013. Kupang. Dagun, M. S. 2002. Psikologi keluarga 2nd ed.. Jakarta Rineka Cipta. Haryanie, S. W., Filiani, R., & Hanim, W. 2013. Dampak perceraian orang tua terhadap emosi anak Studi kasus pada dua anak yang memiliki orang tua yang bercerai di SDN Gembong I kab. Tangerang. Insight Jurnal Bimbingan Konseling, 21, 100-106. doi Munady, M. 2015, December 22. Angka perceraian di Indonesia sangat fantastis. Harian Pikiran Rakyat. Nur Aisyah. 2013. Pola asuh demokrtatis, kepercayaan diri dan kemandirian mahasiswa baru. Jurnal Psikologi Indonesia, 22, 108-121. doi Khairuddin. K. 2008. Sosiologi keluarga. Yogyakarta Liberty. Presiden Republik Indonesia. 1974. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Presiden Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Presiden Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Rakhmawati, I. 2015. Peran keluarga dalam pengasuhan anak. Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 6, 1-18. doi Utama, S. D. 2013. Hubungan persepsi keharmonisan keluarga dan kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa SMA Trimurti Surabaya. Character Jurnal Penelitian Psikologi, 22. Willis, S. S. 2009. Konseling keluarga. Bandung Alfabeta. Yusuf, S. 2000. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung Rosada Karya. DOI Refbacks There are currently no refbacks. Copyright c 2019 Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License. Our journal indexed by Supervised byPrinted ISSN p-ISSN 2356-1807 Online ISSN e-ISSN 2460-7916 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike View Harmoni Sosial Stats
Tujuan yang dicapai pada penelitan ini mendeskripsikan, dampak perceraian orangtua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kedung Jepara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode naratif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang mengalami dampak perceraian dari kedua orangtua. Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian ditemukan bahwa perceraian kedua orang tua memberikan dampak terhadap prestasi siswa. Dampak tersebut bisa berupa dampak negatif, yaitu menurunnya motivasi belajar, keaktifan siswa saat pembelajaran, perilaku menarik diri, membatasi hubungan sosial dan ketidakdisiplinan. Selain dampak negatif, perceraian juga memberikan dampak positif terhadap nilai akademis dan perkembangan siswa, yaitu membuat siswa memiliki mental yang lebih kuat dan matang sehingga mempengaruhi perilaku siswa di kelas. Siswa dengan dampak positif memiliki keaktifan yang baik dan nilai rata-rata yang tinggi di kelas, hubungan sosialnya pun baik dan tidak sering terlihat murung atau pun menyendiri. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Vol. 2, No. 1, 2021, Hal. 50-58 Jurnal Pamomong ISSN 2774-583x Website Jurnal 50 DAMPAK PERCERAIAN ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KEDUNG JEPARA Ula Rochmah1, Siti Fitriana2, Primaningrum Dian3 1,2,3 Universitas PGRI Semarang Histori Artikel Diterima 16 Juni 2021 Revisi 21 Juni 2021 Disetujui 27 Juni, 2021 Tujuan yang dicapai pada penelitan ini mendeskripsikan, dampak perceraian orangtua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kedung Jepara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode naratif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang mengalami dampak perceraian dari kedua orangtua. Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian ditemukan bahwa perceraian kedua orang tua memberikan dampak terhadap prestasi siswa. Dampak tersebut bisa berupa dampak negatif, yaitu menurunnya motivasi belajar, keaktifan siswa saat pembelajaran, perilaku menarik diri, membatasi hubungan sosial dan ketidakdisiplinan. Selain dampak negatif, perceraian juga memberikan dampak positif terhadap nilai akademis dan perkembangan siswa, yaitu membuat siswa memiliki mental yang lebih kuat dan matang sehingga mempengaruhi perilaku siswa di kelas. Siswa dengan dampak positif memiliki keaktifan yang baik dan nilai rata-rata yang tinggi di kelas, hubungan sosialnya pun baik dan tidak sering terlihat murung atau pun menyendiri. Penulis Korespondensi Ula Rochmah, Email Kata kunci Orang tua; perceraian; siswa PENDAHULUAN Perceraian merupakan suatu proses yang di dalamnya menyangkut banyak aspek seperti emosi, ekonomi, sosial, dan pengakuan secara resmi oleh masyarakat melalui hukum yang berlaku layaknya sebuah perkawinan. Menurut Spanier & Thompson 1984 perceraian merupakan suatu reaksi terhadap hubungan pernikahan yang tidak berjalan dengan baik dan bukan merupakan suatu ketidaksetujuan terhadap lembaga perkawinan. Penleitian yang dilakukan Murdock 1950 mengenai perbandingan perceraian di negara-negara berkembang menyimpulkan bahwa di setiap masyarakat terdapat institusi/lembaga yang menyelesaikan proses berakhirnya suatu perkawinan perceraian sama halnya dengan mempersiapkan suatu perkawinan. Berbeda dengan Mudorck, Goode dalam Ihromi, 2004 Rochmah, Fitriana, DIan – Dampak Perceraian Orangtua... 51 mengatakan bahwa setiap masyarakat mempunyai definisi yang berbeda tentang konflik antara pasangan suami-istri serta cara penyelesaiannya. Menurut Fauzi 2006, ada beberapa faktor atau alasan penyebab terjadinya perceraian antara lain adalah sebagai berikut 1 Ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Alasan tersebut di atas adalah alasan yang paling kerap dikemukakan oleh pasangan suami-istri yang akan bercerai. Ketidakharmonisan bisa disebabkan oleh berbagai hal antar lain, krisis keuangan, krisis akhlak dan adanya orang ketiga; 2 Krisis moral dan akhlak. Selain ketidakharmonisan dalam rumah tangga, perceraian juga sering memperoleh landasan berupa krisis moral dan akhlak, yang dapat dilalaikannya tanggungjawab oleh suami ataupun istri, poligami yang tidak sehat, penganiayaan, pelecehan dan keburukan perilaku lainnya yang dilakukan baik oleh suami ataupun istri, misalnya mabuk, berzinah, terlibat tindak criminal bahkan utang piutang; 3 Perzinahan. Di samping itu, masalah lain yang dapat mengakibatkan terjadinya perceraian adalah perzinahan, yaitu hubungan seksual di luar nikah yang dilakukan baik oleh suami maupun istri; 4 Pernikahan tanpa cinta. Alasan lainnya yang kerap dikemukakan oleh suami dan istri, untuk mengakhiri sebuah perkawinan adalah bahwa perkawinannya telah berlangsung tanpa dilandasi adanya cinta. Untuk mengatasi kesulitan akibat sebuah pernikahan tanpa cinta, pasangan harus merefleksi diri untuk memahami masalah sebenarnya, juga harus berupaya untuk mencoba menciptakan kerjasama dalam menghasilkan keputusan yang terbaik; dan 5 Adanya masalah-masalah dalam perkawinan Dalam sebuah perkawinan pasti tidak akan lepas dari yang namanya masalah. Masalah dalam perkawinan itu merupakan hal yang biasa, tapi percekcokan yang berlarut-larut dan tidak dapat didamaikan lagi secara otomatis akan disusul dengan pisah ranjang. Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dalam waktu tertentu yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan dan tingkah laku. Seorang siswa yang telah melakukan kegiatan belajar, dapat diukur prestasinya setelah melakukan kegiatan belajar tersebut dengan menggunakan suatu alat evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa Rosyada, 2003. Langkah-langkah yang dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa menurut Sardiman 2010 adalah sebagai berikut 1 Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran berlangsung pada akhir pelajaran; 2 Menghasilkan data hasil belajar siswa. Dengan langkah ini guru akan mengetahui siswa 52 Jurnal Pamomong, Vol 2, No 1, 2021, Hal 50-58 yang menemukan pola-pola belajar yang lain dan keberhasilan atau indakannya siswa dalam belajar. Keluarga adalah salah satu unsur pokok dalam masyarakat. Keluarga dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan dengan tujuan untuk membina keluarga yang tenang, tentram, bersatu, saling mempercayai dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Pokok Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1 ”Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa“. Soerjono 1990 mengatakan keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak yang masing-masing mempunyai peranan-peranan tertentu sebagai unit pergaulan hidup terkecil dalam masyarakat. Dalam menciptakan keluarga yang harmonis pada saat ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak sekali faktor yang melatarbelakangi ketidakharmonisan sebuah keluarga, diantaranya kurangnya komunikasi karena berbagai kesibukan masing-masing pihak misalnya orangtua yang terlalu sibuk bekerja, merajalelanya sosial media yang mengakibatkan antar anggota keluarga sulit berkomunikasi secara langsung karena sibuk berkomunikasi dengan teman di sosial media, sudah tidak ada kecocokan di antara suami istri serta berbagai perselisihan yang dapat memicu pertengkaran hingga berujung pada perceraian. Perceraian dianggap keputusan terbaik untuk mendapatkan apa yang orangtua inginkan. Namun apapun alasannya, perceraian tetap akan berdampak serius bagi kehidupan anak. Perceraian dan perpisahan orangtua menjadi faktor yang dapat berpengaruh bagi pembentukan perilaku, kepribadian anak dan prestasi belajar anak nantinya. Ketidakharmonisan keluarga mempengaruhi perkembangan kepribadian anak dan banyak penelitian mengungkapkan banyaknya dampak buruk perceraian bagi anggota keluarga khususnya bagi seorang anak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mone 2019 ditemukan hasil penelitian yang diperoleh 1. Perceraian cerai hidup membawa dampak yang negatif terhadap perkembangan psikososial dan prestasi belajar anak; 2. Emosi atau perasaan anak sangat mempengaruhi aktivitas belajar di sekolah maupun di rumah, baik perasaan sedih, gembira, aman, marah, cemas, takut dan lain sebagainya; 3. Adanya komunikasi antara orang tua dan anak setelah bercerai memperkecil pengaruh negatif dari Rochmah, Fitriana, DIan – Dampak Perceraian Orangtua... 53 perceraian. Kasih sayang dari keluarga kedua belah pihak dan bantuan guru dalam mengasuh anak korban perceraian di rumah dan sekolah, membuat anak kuat dan tegar menghadapi masalah keluarganya; dan 4. Langkah pemulihan prestasi belajar yakni bersifat mendidik, misalnya memberikan pujian, hadiah, dan lain sebagainya yang mengandung nilai edukatif. Tidak dapat dipungkiri bahwa terjadinya perceraian kedua orangtua, merupakan salah satu masalah yang paling berat bagi anak, dan berdampak pada hampir semua aspek kehidupannya. Salah satu dampak negatif dari perceraian orangtua adalah kegagalan akademik yang dialami siswa di sekolah. Prestasi belajar yang diperoleh siswa yang mengalami perceraian orangtuanya, pada umumnya rendah. Namun, peneliti menemukan beberapa siswa yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian memiliki prestasi belajar yang tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Wallerstein dan Johnstin Dewanti & Ediati, 2017, menyebutkan bahwa dampak positif dari perceraian membentuk kematangan, kemandirian, dan komitmen anak untuk mempertahankan hubungan dengan pasangannya. Kemandirian dan percaya diri individu dapat memenuhi kebutuhan untuk mencari pasangan hidup, membangun rumah tangga, meniti karier serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Tidak luput dari kenyataan yang ada bahwa semakin hari semakin banyak keluarga yang mengalami broken home. Menurut Djamarah 2010 dalam keluarga yang broken home, seorang anak akan kehilangan keteledanan. Orangtua diharapkan memberikan keteladanan untuk anak, ternyata belum mampu memperlihatkan sikap yang baik. Akhirnya anak akan merasa kecewa terhadap orangtuanya. Anak merasa resah dan gelisah sehingga tidak betah tinggal dirumah. Seorang anak yang kehilangan keteladanan orangtuanya, akan mencari sosok lain yang bisa dijadikan sebagai tumpuan yang dianggap mampu mengerti dirinya. Keadaan jiwa anak yang sedang tergoncang, tidak jarang dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga mengarahkan kepada tindakan negatif seperti melakukan kejahatan mencuri, berkelahi, bahkan sampai kepada pemakaian obat-obatan terlarang. Pada dasarnya individu memiliki kemampuan yang sama dalam belajar, namun ada beberapa hal yang mempengaruhi sehingga terjadi suatu perbedaan dalam mencapai prestasi belajar. Salah satu yang mempengaruhi prestasi belajarnya yakni perceraian kedua orangtua. Dalam sebuah keluarga yang utuh, dalam arti masih lengkap strukturnya ayah, ibu, dan anak, bahagia dan tidak sering bertengkar, maka perhatian orangtua terhadap anak akan 54 Jurnal Pamomong, Vol 2, No 1, 2021, Hal 50-58 lebih banyak terutama dalam hal belajar. Anak akan merasa dirinya berharga bagi keluarganya, dan anak akan lebih berusaha dalam belajar untuk menyenangkan orangtuanya, yang kelak akan berguna bagi dirinya di masa depan. Sebaliknya jika dalam sebuah keluarga salah satu atau kedua orangtua meninggal, bercerai atau meninggalkan keluarga dalam jangka waktu yang lama, maka anak tidak mendapat perhatian dengan baik, kurang mendapat kasih sayang yang layak dan selanjutnya akan berdampak pada prestasi belajarnya di sekolah. Satu diantara masalah-masalah yang timbul dari anak korban perceraian adalah masalah akademis yaitu diantaranya, kesulitan belajar, membolos, pasif didalam kelas dan rendahnya motivasi belajar yang dimiliki. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indriani, Indriani, dkk. 2018 menyatakan bahwa dampak perceraian kedua orangtua pada anak 1 memiliki motivasi belajar rendah kurangnya perhatian dari orang tua, kasih sayang dan dorongan atau motivasi belajar dari orang tua sebagai penyebab anak memiliki motivasi belajar rendah 2 konsenterasi belajar terganggu masalah rumah selalu terpikirkan di sekolah seketika konsenterasi belajar di sekolah terganggu karena memikirkan masalah keluarga sehingga anak cenderung lebih memilih diam atau jarang berpendapat, sulit menerima pelajaran dan mengalami kesulitan dalam belajar 3 kurang disiplin. Orang tua yang berceraian kurang memberikan perhatian terhadap pendidikan anak. Sehingga anak cenderung menjadi kurang disiplin. Melihat permasalahan diatas peneliti ingin mengungkap lebih dalam mengenai dampak perceraian orangtua terhadap prestasi belajar dari ketiga subjek tersebut. Alasan peneliti memilih ketiga subyek tersebut dikarenakan ketiga subyek tersebut korban dari perceraian orangtua serta memiliki sikap dan perilaku yang berbeda dari teman-temannya. Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah dampak perceraian orangtua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kedung Jepara. METODE Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berdasarkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dalam pengumpulan datanya secara fundamental sangat tergantung pada proses pengamatan yang dilakukan oleh peneliti itu sendiri. Temuan-temuan dalam penelitian kualitatif tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Rochmah, Fitriana, DIan – Dampak Perceraian Orangtua... 55 Pendekatan ini dilakukan untuk menganalisis Dampak Perceraian Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kedung Jepara. Untuk memperoleh jawaban tersebut peneliti melakukan pengkajian secara mendalam tentang masalah tersebut, dan penelitian ini dibatasi oleh waktu. Penelitian ini menggunakan pendekatan penellitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, perpsepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dengan cara holistik dan dengan cara deskripsi dalam membentuk kata-kata dan bahsa pada suatu konteks khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan perlu diadakan pendalaman dengan naratif deskriptif. Penelitian naratif merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif dengan cara peneliti melakukan studi terhadap satu orang individu atau lebih untuk memperoleh data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya. Data tersebut selanjutnya oleh peneliti disusun menjadi laporan yang naratif dan kronoologis Cresswell, 2014. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud mendeskripsikan mengenai Dampak Perceraian Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kedung Jepara. Subyek yang menjadi bahan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kedung Jepara. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini merupakan siswa yang orang tuanya mengalami perceraian. Dari observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas dan kepala sekolah terdapat tiga siswa yang mengalami PTSD dengan presentase tinggi diantaranya adalah MAR, ASD, dan KH. Informan terdiri dari guru dan kepala sekolah SMP Negeri 2 Kedung Jepara, orangtua atau wali dari subyek dan melakukan wawancara terhadap subyek yang bersangkutan dan dilengkapi dengan wawancara guru dan kepala sekolah serta orangtua atau wali. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan temuan dari peneliti terkait analisis deskriptif dampak perceraian orangtua terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII oleh subyek MAR, ASD, dan KH kelas VIII SMP Negeri 2 Kedung Jepara, diantara ketiga subyek peneliti teliti dengan wawancara serta observasi. Dari ketiga subyek penelitian tersebut, satu di antaranya tidak mengalami 56 Jurnal Pamomong, Vol 2, No 1, 2021, Hal 50-58 gangguan ataupun penurunan prestasi pasca perceraian kedua orang tuanya. Subyek tersebut adalah KH yang merupakan siswa aktif dan menonjol di bandingkan dengan teman-teman sekelasnya. Nilai rata-rata KH juga lebih bagus dari pada nilai rata-rata teman satu kelas yang lain. Keaktifan KH ketika pembelajaran online pun tetap tinggi sebagaimana ketika pembelajaran dilakukan secara offline. KH juga tidak memiliki kecenderungan untuk menarik diri dan menjauh dari orang lain. Bahkan kehidupan sosial KH terbilang bagus dan memiliki banyak teman. Perceraian kedua orang tua KH menjadikan KH pribadi yang lebih kuat dan matang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewanti & Ediati, 2017yang menyebutkan bahwa dampak positif dari perceraian membentuk kematangan, kemandirian, dan komitmen anak untuk mempertahankan hubungan dengan pasangannya. Namun meski begitu, KH tidak bisa menyangkal kesedihannya karena orang tua yang kini sudah tidak lengkap lagi, sehingga KH sudah tidak memiliki figur orang tua yang lengkap. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Djamarah & Zain 2010, yang menyebutkan bahwa dalam keluarga yang broken home, seorang anak akan kehilangan keteledanan. Namun hal serupa tidak terjadi kepada MAR dan ASD. MAR memiliki kecenderungan untuk menarik diri, kehilangan kepercayaan diri, dan prestasi belajar yang lebih rendah dari teman-teman satu kelas yang lain. MAR tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi sehingga ketika proses pembelajaran pun MAR merupakan anak yang tidak aktif dan ketidakaktifan MAR berpengaruh kepada prestasinya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indiani, dkk. 2018 yang mengungkapkan dampak negatif perceraian pada anak dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar di kelas. MAR juga cenderung menarik diri dari pergaulan dan teman yang lain, sehingga MAR tidak memiliki banyak teman dan kurang memiliki kehidupan sosial yang variatif. Keadaan rumah yang tidak kondusif dan tidak ada orang yang bisa mengajari MAR untuk belajar atau mengerjakan tugas, turut mempengaruhi nilai dan prestasi belajar MAR di sekolah. Hal ini sesuai dengan simpulan penelitian yang telah dilakukan oleh Yulianti, dkk. 2019 yang menybutkan bahwa motivasi belajar siswa dari keluarga bercerai yang tergolong rendah yang disebabkan oleh permasalahan yang bersumber pada keluarga serta kurangnya dukungan dari orang terdekat terutama keluarga. Selain itu MAR juga kerap menangis ketika teringat akan orang tua, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mone 2019 tentang dampak perceraian. Rochmah, Fitriana, DIan – Dampak Perceraian Orangtua... 57 ASD juga tergolong sebagai siswa yang pasif dan tidak suka banyak berbicara. ASD sering menolak apabila guru memberikan pertanyaan. Nilai rata-rata kelasnya pun berada di bawah nilai rata-rata teman satu kelasnya yang lain. Selain itu, ketika pembelajaran dilakukan secara offline ASD sering terlambat untuk masuk sekolah. ASD termasuk siswa yang kurang memperhatikan kedisiplinan dan tetap menghiraukan peringatan dari guru dan orang tuanya untuk tidak terlambat ke sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indiani, dkk. 2018 yang menyatakan bahwa perceraian juga dapat memberikan dampak pada kedisiplinan anak. ASD juga cenderung menghindari topik pembicaraan yang berhubungan dengan orang tua. Karena ASD akan merasa sedih dan tidak nyaman ketika membicarakan orang tua. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mone 2019 tentang dampak perceraian. KESIMPULAN Berdasarkan paparan temuan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Kedung Jepara dampak perceraian terhadap prestasi belajar siswa kelas VII yang telah dibahas pada Bab IV, pada bab ini akan disampaikan kesimpulan dari hasil penelitian. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa perceraian kedua orang tua memberikan dampak terhadap prestasi siswa. Dampak tersebut bisa berupa dampak negatif, yaitu menurunnya motivasi belajar, keaktifan siswa saat pembelajaran, perilaku menarik diri, membatasi hubungan sosial dan ketidakdisiplinan. Selain dampak negatif, perceraian juga memberikan dampak positif terhadap nilai akademis dan perkembangan siswa, yaitu membuat siswa memiliki mental yang lebih kuat dan matang sehingga mempengaruhi perilaku siswa di kelas. Siswa dengan dampak positif memiliki keaktifan yang baik dan nilai rata-rata yang tinggi di kelas, hubungan sosialnya pun baik dan tidak sering terlihat murung atau pun menyendiri. DAFTAR RUJUKAN Creswell, J. W. 2014. Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods. Approaches Fourth edition. Thousand Oaks, CA Sage Publications Dewanti, W., & Ediati, A. 2017. Sikap Remaja Laki-Laki Dan Perempuan Terhadap Perceraian Studi Komparasi Pada Remaja Siswa SMA Negeri 6 Semarang. Jurnal EMPATI, 53, 594-597. Retrieved from Djamarah, & Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta. Fauzi, 2006. Perceraian Siapa Takut. Jakarta Restu Agung. Ihromi. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta Yayasan Obor Indonesia 58 Jurnal Pamomong, Vol 2, No 1, 2021, Hal 50-58 Indiani, D., Haslan, Zubair, M. 2018. Dampak Perceraian Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Anak. Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman,51, 65-79. Mone, 2019. Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikososial Dan Prestasi Belajar. Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS, 62, 156-163. Murdock, G. P. 1950. Family Stability in Non-European Cultures. The ANNALS of the American Academy of Political and Social Science, 2721, 195–201. doi Rosyada, D. 2003. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta Kencana. Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Rajawali Pers. Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta Raja Grafindo Spanier & Thompson, C. 1984. The Interpersonal Theory Psychology. New York John Willey & Sons Yulianti, S., Putra, Antosa, Z. 2019. Pengaruh Reinforcement Negatif Terhadap Motivasi Belajar Ipa Siswa SD. JOM FKTIP UR, 61, 1-10. ... When a husband and wife don't have the same thoughts about something, it causes a verbal conflict between the two of them which can lead to divorce Zakiah, 2018. These impacts can be in the form of negative impacts, namely decreased learning motivation, student activity during learning, withdrawal behavior, limiting social relationships, and indiscipline Ula Rochmah, Siti Fitriana, 2021. Teenagers who experience divorce will feel sadness and loss. ...Bahagia BahagiaLeny MunirohAbdul Karim HalimZakky Muhammad NoorDivorce becomes a reality in life even though neither husband and wife want this problem to occur. This study aims to find the causes of divorce and the impact of divorce on children. The research method used is the literature review method or a method that does not use the field method but uses a variety of existing literature in the library and sources from articles. Data collection is done by directly collecting scientific articles from empirical research, recording findings, and analyzing each finding. At the same time comparing the findings of previous studies. The results showed that divorce did not occur immediately but there were triggers including economic problems and environmental problems. The troubled economy will also affect disharmony in the household because it is related to meeting needs. Money is not everything but money is needed to buy basic needs when basic needs are not met continuously it can lead to divorce. Coupled with the infidelity between a husband and wife with another person who becomes the third person, it triggers conflict and leads to divorce. The impact on children is that children do not get love, motivation to learn can be low, sad, lonely, and learning achievement decreases. Although there are children who are increasingly enthusiastic in the midst of the problems they are experiencing... For this reason, parents are part of the family so they have a big role to play in supporting the sustainability of their children's education at home. The role of the family, in this case, is needed to build interest and enthusiasm in children to stay in school Ula Rochmah, Siti Fitriana, 2021. Thus, the condition of a busy family outside the home, it is difficult to pay attention to the development of their child which results in many children now experiencing problems, namely the desire to take education to be hindered due to differences of opinion and a lack of mutual understanding between the child and the parents, this has a profound effect. ...Bahagia BahagiaLeny MunirohAbdul Karim HalimZakky Muhammad NoorEducation has an important role in human life. This study aims to find out whether the factors of education, economy, and perceptions of education affect the mindset and also the desire of parents to provide education to their children. The research method used is the literature review method. Data collection is done by collecting various sources of scientific research including journals and books. The results showed that parents' perceptions of education influenced the parents' desire to continue their education for their children or not. If the perception of parents is getting better, the parents will send the child to school. Likewise, with economic factors, providing schools for children costs money because schools include costs so that low-income parents consider the sustainability of education for their children. Although there are also parents who continue to send their children to school. While the education factor is a factor that influences parents to provide school to their children. When parents have a higher education then the child will be given a proper education. Even though there are parents who have low education, they still provide proper education for their Ferdinand MoneTujuan yang dicapai pada penelitan ini mendeskripsikan 1. Dampak perceraian orang tua terhadap perkembangan psikososial anak; 2. Dampak perceraian orang tua terhadap prestasi belajar anak; 3. Langkah-langkah pemulihan perkembangan psikososial anak akibat perceraian orang tua; dan 4 langkah-langkah pemulihan prestasi belajar anak akibat perceraian orang tua. Penelitian ini berlokasi di kecamatan Oebobo, kota Kupang. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan yang bercerai dengan orang, keluarga, tetangga, anak, dan guru wali kelas, yang berjumlah 35 orang. Hasil penelitian yang diperoleh 1. Perceraian cerai hidup membawa dampak yang negatif terhadap perkembangan psikososial dan prestasi belajar anak; 2. Emosi atau perasaan anak sangat mempengaruhi aktivitas belajar di sekolah maupun di rumah, baik perasaan sedih, gembira, aman, marah, cemas, takut dan lain sebagainya; 3. Adanya komunikasi antara orang tua dan anak setelah bercerai memperkecil pengaruh negatif dari perceraian. Kasih sayang dari keluarga kedua belah pihak dan bantuan guru dalam mengasuh anak korban perceraian di rumah dan sekolah, membuat anak kuat dan tegar menghadapi masalah keluarganya; dan 4. Langkah pemulihan prestasi belajar yakni bersifat mendidik, misalnya memberikan pujian, hadiah, dan lain sebagainya yang mengandung nilai edukatif. AbstractThe objectives achieved on this research describe 1. The impact of divorce of parents to the psychosocial development of children; 2. The impact of divorce of parents on children's learning achievement; 3. The measures of recovery of child psychosocial development due to divorce Parents; and 4. The steps of recovering children's learning achievement due to parents ' divorce. Research data and located in Oebobo sub-district Kupang. This study uses phenomenological approaches using qualitative descriptive methods. The subject in this study was a couple who divorced people, a family, a neighbor, the child, and a homeroom teacher, whom It amounted to 35 people. Results of research obtained; Divorce divorced carries a negative impact on psychosocial development and child learning achievement. Emotions or feelings of children significantly affect the learning activities at school or home, whether feeling sad, joyful, safe, angry, anxious, afraid, and so on. The communication between parents and children after divorce minimized the negative influence of divorce. The affection of the family both sides and the help of teachers in caring for the child's divorce victims at home and school, making the child active and rigid facing his family problem. The steps of learning achievement are educational, such as giving praise, gifts, and others that contain an educative IndrianiM. Mabrur HaslanM. Zubairpenyebab terjadinya perceraian di Desa Rugah, Kecamatan Masbagik Timu, Kabupaten Lombok Timur dan untuk mengetahui dampak perceraian orang tua terhadap motivasi belajar anak di Desa Rugah Kecamatan Masbagik Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Deskriptif. Data di peroleh melalui Dokumentasi, observasi dan w aw ancara. Teknik penentuan subyek penelitian dilakukan dengan Snowball Sampling dan penentuan informen dengan Purposive Sampling. Data yang didapatkan dianalisi secara deskriptif melalui langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian faktor penyebab terjadinya perceraian di Desa Rugah Kecamatan Masbagik Timur 1 ketidak setian salah satu pasangan atau perselingkuhan 2 faktor ekonomi 3 faktor menikah di usia muda, 4 yang terakhir adanya perselisihan dan pertengkaran secar terus menerus. Sedangka dampak perceraian orang tua terhadap motivasi belajar anak adalah anak di Desa Rugah 1 memiliki motivai belajar rendah kuranganya perhatian dari orang tua, kasih sayang dan dorongan atau motivasi belajar dari orang tua sebagai penyebab anak memiliki motivasi belajar rendah 2 konsenterasi belajar terganggu masalah rumah selalu terpikirkan di sekolah seketika konsenterasi belajar di sekolah terganggu karena memikirkan masalah keluarga sehingga anak cenderung lebih memilih diam atau jarang berpendapat, sulit menerima pelajaran dan mengalami kesulitan dalam belajar 3 kurang disiplin. Orang tua yang berceraian kurang memberikan perhatian terhadap pendidikan anak seperti yang dialami oleh anak yang orang tuanya bercerai di Desa Rugah Kecamatan Masbagik. Sehingga anak cenderung menjadi kurang disiplin. AbstractThe purpose of this study is to determine the factors that influence the cause of divorce in the Rugah village, Masbagik sub-district, east Lombok regency and to find out the impact of parental divorce on the motivation of learning of childrenin Rugah village, Masbagik sub-district, east Lombok regency. This research uses qualitative opproach w ith descriptive method. Data obtained is analyzed by ampling and deskriptif determination through data reduction step of presenting of data and conclusion. Based on result of research of cause factor of divorce in village Rugah, Masbagik east district 1 infidelity one pair or infidelity 2 economic factors 3 factors married at a young age, 4 the and of the dispute and quarrel continuously. The impact of parental divorce on the m otivation to learn the child is Rugah Village. 1 have a low learning motivation, lack of attention from parents, affection and ancouragement or motivation to learn from parents as a child has a low motivation to learn, 2 the concentration of learning disrupted home problems alw ays thought of in school instantaneously studying in school disturbance thingking about family problems so that children tend to prefer silent or rarely argue, difficulty receiving lessons and having difficulty receiving lessons and having difficulty in learning, 3 lack of discipline. Divorced parents are less concerned about children w hose parents divorced in the Rugah village, Masbagik Sub-distric,t so that children tend to be less disciplined. Keywords Parent Divorce, Child Learning Interpersonal Theory PsychologySardimanSardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Rajawali Pers. Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta Raja Grafindo Spanier & Thompson, C. 1984. The Interpersonal Theory Psychology. New York John Willey & Sons Yulianti, S., Putra, Antosa, Z. 2019. Pengaruh Reinforcement Negatif Terhadap Motivasi Belajar Ipa Siswa SD. JOM FKTIP UR, 61, 1-10.
Ilustrasi pengertian broken home. Foto PexelsArti broken home dalam bahasa gaul merujuk pada sebuah perceraian atau situasi keluarga yang sudah berpisah dan tidak hidup bersama broken home berasal dari dua kata bahasa Inggris yakni “broken” yang artinya rusak dan “home” yang artinya rumah, namun tidak dapat diartikan “rumah yang hancur”. Untuk mengetahui penjelasan lebih lengkap, simak artikel berikut Itu Broken Home?Ilustrasi pengertian broken home. Foto PexelsSecara umum broken home adalah tidak berjalannya suatu keharmonisan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi keributan maupun perselisihan. Keributan dalam keluarga kerap kali berakhir pada sebuah penelitian berjudul Analisis Pemahaman Diri Dan Hubungansosial Siswa Berlatar Belakang Keluargabroken Home Di Smk Yadika 11 Jatirangga oleh Sari 2011 menjelaskan bahwa broken home adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suasana keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalannya kondisi keluarga yang rukun dan sejahtera sehingga menyebabkan adanya konflik dan perpecahan dalam keluarga itu Ari Sulistiyanto dalam jurnal berjudul Broken Home, kondisi broken home tidak selalu berkaitan dengan perceraian dalam rumah tangga. Melainkan kondisi keluarga yang tidak utuh, di mana peran orang tua tidak berfungsi disimpulkan bahwa arti broken home adalah ketidakharmonisan sebuah keluarga, di mana peran orang tua tidak berfungsi dengan semestinya sehingga menimbulkan perpecahan dalam keluarga Dampak, dan Cara Mengatasi Broken HomeIlustrasi pengertian broken home. Foto Pexels1. Penyebab Broken HomeSetiap keluarga memiliki masalah-masalah yang berbeda-beda dan tidak datang begitu saja. Namun ada beberapa penyebabnya, yakniPerceraian, akibat disorientasi antara suami dan istri dalam membangun rumah tanggaTidak adanya komunikasi yang terbuka dan dialog antara anggota keluargaKetidakdewasaan sikap orang tua karena selalu memikirkan diri sendiri daripada anaknyaOrang tua kurang rasa tanggung jawab dengan alasan kesibukan pada materiAdanya perselisihan atau rasa benci dalam keluargaKurang mendekatkan diri pada Tuhan yang membuat orang tua tidak dapat mendidik anaknya dari segi keagamaanMasalah ekonomi, masalah ini sering menjadi pemicu pertengkaranKurangnya pengetahuan suami ataupun istri terhadap keluarga mereka Dampak Broken HomeSetiap keluarga yang mengalami broken home pasti memiliki dampak terhadap perkembangan psikologis anak. Secara umum anak yang mengalami broken home akan mengalami, yakniTidak mau berinteraksi antar sesamaMemiliki rasa takut yang berlebihanMenutup diri dari lingkunganDampak broken homen pada anak sebenarnya bisa berbeda-beda, tergantung usia atau perkembangan anak itu Cara Mengatasi Broken HomeSetiap kasus keluarga broken home anak yang akan menjadi korbannya, mereka yang akan menerima konsekuensi atas perbuatan kedua orang tuanya. Meski begitu, ada cara untuk mengatasi perasaan sepi akibat broken home, di antaranya adalahMendekatkan diri kepada TuhanBerpikir dan perilaku positifDemikian penjelasan mengenai pengertian broken home, penyebab broken home, dampak broken home, dan cara mengatasi broken home. Semoga arti broken home?Apa dampak broken home?Apa cara mengatasi broken home?
dampak perceraian terhadap pendidikan anak